Plus Minus Generic Brand

Monday, February 25, 2008

Apa nama tempat menyimpan air panas untuk minum atau tempat menyimpan es ? Yap, banyak dari kita yang menjawab Termos. Tapi tahukah bahwa Termos itu berasal dari sebuah nama brand, yaitu Thermos , yang memang berupa produk hotter atau cooler bagi makanan atau minuman. Thermos sendiri memiliki sejarah panjang sejak penemuan "vacuum vlask" oleh Sir James Dewar di Oxford University, yang kemudian pertama kali diproduksi secara komersial di tahun 1904 dengan pendirian Thermos GmbH. Mengingat sejarah panjangnya itulah maka tidak heran kita menyebut produk-produk yang serupa dengan nama termos, dan nama termos pun sudah menjadi generic brand untuk produk-produk serupa di Indonesia.

Generic brand pada dasarnya adalah penyebutan sebuah produk dengan nama tertentu yang menjadi sebutan umum, nah kadang karena sebuah brand sudah sangat menancap di benak konsumen di suatu area tertentu, maka sebuah brand kadang menjadi generic brand untuk produk tertentu. Selain termos (atau thermos) itu, mungkin sebagian dari kita familiar menyebut AQUA untuk air minum dalam kemasan dan Teh Botol untuk teh dalam kemasan botol. Di masa beberapa tahun lalu di beberapa daerah juga cukup familiar dengan Honda untuk sepeda motor, Indomie / Supermi untuk mie instan, dan Federal untuk sepeda gunung. Ada yang mau nambahin ?

Di satu sisi, sebuah brand menjadi generic brand adalah keuntungan karena tingginya awareness calon konsumen terhadap brand tersebut. Namun dibalik itu ada ancaman. Pernah minta AQUA ke penjual minuman tapi disodori merk lain ? dan kitapun mau menerimanya. Nah itulah ancamannya, sehingga awaraness saja tidak cukup, awareness harus diamankan hingga level pembelian produk. Sehingga disitulah peran integrasi antara marketing dan sales/distribution dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan calon konsumen, seperti Point of Sales material yang bagus, hingga trade promo yang menarik.


posted by Andrias Ekoyuono (andri)
for Inspirasi dan Studi Kasus Marketing Indonesia

picture taken from
here

16 comments:

Anonymous said...

Oooalllaaahhh....

Pantesan kalok ada orang nyebut kata Blog, langsung pada komen,
"Oh, itu ada Mbelgedez disana, Imam Madzab Bocor Alus nyang sesat...."

***komen narsis, dilempar sendal...***

Anonymous said...

yang kasian menurut saya, beberapa merk generik-khususnya yg di Indonesia-bahkan product cycle-nya sudah dalam tahapan/fase mati atau ngga beredar lg. Tapi namanya masih disebut-sebut orang pas mau beli produk jenis sama. Misal : odol untuk pasta gigi, yang lain klo ngga salah masih ada juga...:)

Anonymous said...

Generic brand jelas bagus.

"Google saja di Yahoo! untuk cari beritanya"

atau..

"Baca Detik donk di Kompas biar selalu update berita"

Hehe..

Anonymous said...

Hehehe...iya, kalau kita minta Aqua, si penjual suka ngasih merek lain. Juga penamaan odol, yang sebetulnya dulunya merk sebuah pasta gigi...tapi pasta gigi merk odol, udah hilang ya dari pasaran?

Anonymous said...

hmmmm.. perasaan waktu saya tinggal di jogja sih banyak Pak...sanyo untuk mesin pompa air, levis untuk jeans...

kalo yang sekarang masih suka disebut itu ada softex untuk pembalut wanita, pempers untuk popok bayi...

kenapa ya orang sini lebih memilih menyebut merek ketimbang jenis?

Anonymous said...

nah, iya.
**mo ngomong odol dah keduluan si bayuadhitya**

sayah jadi penasaran, blog itu dulu sapa yang pertama kali buat.
jangan2 kisah yang mirip.

Anonymous said...

Flash Disc.....dgn brand My Flash..*maksain, mode : on*

Anonymous said...

salam,

saya kok agak bingung dengan penggunaan istilah 'generic brand' di blog anda ya? menurut apa yang saya tau sih istilah 'generic brand' ini digunakan untuk produk2 dengan kualitas tidak sebaik produk yang diimitasi dan dijual dengan lebih murah (pastinya) dan tanpa merek tertentu, bisa jadi private label begitu dengan tujuan profit margin yang lebih tinggi tentunya...

kalau merek2 itu menjadi generic dan menjadi lexicon, saya setuju, tapi generic brand, saya agak ragu, saya belum tau apa istilah untuk merek2 'top of mind' yang mewakili istilah untuk produk itu sendiri... tapi apapun istilahnya, topik ini bagus...

biasanya penyebutan merek instead of penyebutan nama produk itu sendiri berbeda dari satu tempat dengan tempat lain atau dari satu negara dengan negara lain (misalnya Honda, di Riau saya menemukan istilah ini, tapi di Jakarta, hampir tidak ada yang menyebut Honda, mungkin karena distribusi atau market Honda di Riau dominan... di filipina saya menemukan istilah 'colgate' dan 'xerox' sebagai istilah untuk pasta gigi dan mesin fotokopi) dan selain dilihat dari kesuksesan vendor dalam penetrasi pasar, bisa juga karena faktor kemudahan dalam penyebutan, misalnya, kita ke supermarket dan tanya, 'mas, ada air minum mineral dalam kemasan botol nggak?' kan repot, cukup sebut 'aqua' dan semua orang tau...

saya recall beberapa merek yang mungkin bisa menambah database merek2 'top of mind' yang diidentikkan dengan produk itu sendiri (selain dari apa yang sudah disebut), misalnya: rinso untuk deterjen pakaian, baygon untuk obat bakar atau semprot anti nyamuk, handiplast untuk plester luka, b29 untuk krim pencuci piring, sunlight untuk cairan pencuci piring, paramex untuk obat sakit kepala, antis untuk alcohol pembersih tangan instan, betadine untuk obat luka, rheumason atau vicks untuk salep, chiki untuk snack anak-anak, citra untuk body lotion, teh kotak untuk teh dalam kemasan kotak, kodak untuk kamera, abc untuk baterai, (sony) walkman untuk pemutar kaset, escalator untuk tangga berjalan (wah istilah tangga berjalan benar ga ya?), sunquick atau nutrisari untuk konsentrat jus, etc, and so on and so forth... tapi ada beberapa merek yang sudah tidak populer lagi...

kalo di luar negeri, saya sering menemukan istilah aspirin, xerox, kleenex, scotch tape, nutra sweet, frisbee, colgate, lux, etc etc...

untuk indonesia, saya menjagokan 'aqua' dan 'indomie' untuk luar negeri 'google' pastinya, dan rumornya ada beberapa negara yang menggunakan istilah google sebagai kata kerja 'to search the internet'...

ok sekian dulu dari saya... kalo ada yang kurang berkenan, mohon dimaafkan... have a great life!!!

andri said...

#mbelgedez
*melempar sandal ke mbelgedez*

#bayuadhitya
saya juga denger merk odol, tapi blum pernah liat :-)

#andry
liat peristiwa penting ? detik-in aja !

#edratna
saya juga penasaran liat bentuknya bu

#chic
bener tuh, sanyo dan levis, makasih dah ngingetin

#tikabanget

kalo nurut wikipedia sih

The term "weblog" was coined by Jorn Barger[7] on 17 December 1997. The short form, "blog," was coined by Peter Merholz, who jokingly broke the word weblog into the phrase we blog in the sidebar of his blog Peterme.com in April or May of 1999.[8][9][10] This was quickly adopted as both a noun and verb ("to blog," meaning "to edit one's weblog or to post to one's weblog").


#theloebizz
hehehe maksa banget

#dennywidyan
tenkyu buat infonya, biasa itu ada perbedaan terminologi.
Generic Brand adalah terminologi yang digunakan untuk menunjukkan brand yang udah umum disebut. Nah kalau private label, yang banyak terdapat di modern market, disini sering kita sebut dengan "Private Label" juga atau "Private Brand".

Anonymous said...

ooowwww...
kata termos ternyata asal muasalnya dari situ toh...

Anonymous said...

Kodak buat kamera,Sanyo buat pompa air..
Iya pernah baca bukunya Hermawan kartajaya...Menarik memang

Siska said...

tadi mau nambahin pemakaian 'Honda' untuk menggantikan kata sepeda motor (di Padang tuh, nyebutnya gitu..), eh udah keduluan, hehehe....

Anonymous said...

kata blogger pun kayaknya emang diniatkan oleh blogspot agar menjadi generic brand spertinya. Blogger = orang yg ngeblog. Saat orang mencari 'blogger' yg keluar ya blogspot.

Laksono said...

silet itu asalnya dari gillete yo mas?

ini mah cuma nebak-nebak

andri said...

#mz.anggie
yup betul

#iman brotoseno
sanyo, kodak. bener juga tuh

#siska
aku dulu waktu kecil juga memakai kata honda ini untuk menyebut motor

#prita
mungkin memang sudah dirancang oleh google ya pit ?

#laksono
betul pak

Anonymous said...

menurut mas Andri, bagaimana cara menciptakan awareness dg loyalitas?