Microsoft Memperlebar Wilayah Perang

Tuesday, October 31, 2006

Microsoft rupanya tidak hanya puas dengan menguasai pasar Operating System dan Software Office di dunia, buktinya Microsoft terus menerus memperlebar kekuasaannya. Setelah menantang Sony dan Nintendo di pasar game console melalui XBOX, Microsoft mencoba menantang dominasi IPod dari Apple di pasar portable multimedia player dengan meluncurkan Zune. Fitur-fitur perbandingan Zune ini bisa diperbandingkan dengan IPod, fitur lengkap dari Zune bisa dicek disini.

Rupanya Microsoft memang menyadari bahwa market leader tidak boleh terlena pada comfort zone, market leader harus terus berinovasi dan membuka berbagai opportunity baru. Kalau dahulu Bill Gates pernah berambisi untuk menyebarkan PC di setiap rumah dan di setiap PC tersebut ada Windowsnya, mungkin saat ini ambisinya adalah Microsoft mendominasi pada semua jenis gadget.

So what do you think ?

posted by Andrias Ekoyuono ( andri )

Baca artikel ini selengkapnya ...

Efektifkah Beriklan di Media Komunitas Wilayah ?











Saat ini bermunculan banyak media komunitas untuk wilayah tertentu, misalnya untuk wilayah : Pondok Indah, Cibubur, Kedoya, Puri Indah, dll. Media itu umumnya berbentuk majalah yang didistribusikan ke rumah, toko, dan kantor di wilayah tersebut. Majalah itu umumnya disebarkan secara gratis. Rumah saya di daerah Cibubur saja saat ini mendapat 3 majalah komunitas yang gratis tiap bulannya, yaitu Cibubur.Com, Cibubur AdInfo, dan Preview.

Seperti majalah gratis lainnya, majalah komunitas itu juga hidup dari iklan. Pertanyaannya, apakah efektif beriklan di media komunitas wilayah itu ?

Dari sudut pengalaman pribadi saya sebagai salah satu pembaca, majalah gratis itu cukup membantu dalam mencari informasi tentang barang atau jasa yang bisa didapatkan di sekitar tempat tinggal kita. Misalnya, bila ingin mencari laundry, penjahit, toko bangunan, tempat makan, jasa video editing, hingga tempat kursus. Jadi tidak perlu repot-repot mencari hingga di luar wilayah sendiri. Selain itu, informasi event yang digelar di mal/plaza atau tempat-tempat lain juga cukup bermanfaat, terutama event-event yang digelar di waktu weekend.

Melihat hal tersebut, kiranya beriklan di majalah gratis cukup bermanfaat bagi para pebisnis yang menjalankan usahanya di daerah tersebut, khususnya sangat bermanfaat bagi UKM karena budgetnya yang kecil dan cukup efektif "menembak" target marketnya. Selain itu, memasang iklan di media komunitas wilayah juga cukup efektif bagi produk dan jasa yang memiliki target market SES A dan B, karena biasanya distribusi media komunitas dititikberatkan pada perumahan kelas menengah hingga atas.

So what do you think ?

photo taken from here and here

posted by : Andrias Ekoyuono ( andri )


Baca artikel ini selengkapnya ...

Komunitas Sebagai Target Aktifitas Marketing

Wednesday, October 11, 2006

Manusia adalah makhluk sosial, sehingga manusia telah selalu dan akan memerlukan interaksi dengan manusia yang lain. Karena perlunya untuk berinteraksi itulah maka terciptalah berbagai komunitas yang umumnya terbentuk karena adanya kesamaan antar anggotanya. Kesamaan itu bisa berupa kesamaan tempat tinggal, pekerjaan, minat, pendidikan, dan lain sebagainya. Kita bisa melihat adanya komunitas mulai dari sekitar kita, seperti terbentuknya RT/ Rukun Tetangga, Fans Club Artis, Kelompok Pengajian, Arisan, Klub Pengguna Motor Merek Tertentu, Ikatan Profesional Tertentu, dan lain-lain.

Kemajuan dan globalisasi yang diidentikkan dengan meningkatnya individualisme ternyata tidak melunturkan sifat dasar manusia dalam membangun komunitas. Kemajuan teknologi telah mengantarkan manusia untuk menciptakan bentuk baru dalam berinteraksi dan bersosialisasi. Yahoo! Messenger, IRC, Mailing List, Online Forum, Weblog, dan Friendster adalah contoh bagaimana manusia tetap berusaha berkumpul dan menjalin hubungan dan berbagi kesamaan dengan manusia-manusia lain. Disitu pulalah terbangun apa yang disebut dengan komunitas virtual. Tidak jarang komunitas virtual ini berlanjut dengan terbentuknya komunitas “fisik” alias terjadi pertemuan antar para anggotanya.

Komunitas dalam berbagai bentuk itu sebetulnya merupakan berkah bagi para marketer, karena disitu telah terjadi kumpulan sekelompok orang dengan segmentasi tertentu, entah itu berupa selompok orang dengan segmentasi berdasarkan faktor geografis, demografis, psikografis, maupun behaviour. Biasanya disitu terjadi proses pertukaran informasi yang begitu cepat –apalagi dengan majunya teknologi internet- yang menciptakan word of mouth. Disitu pulalah terdapat para Key Opinion Leaders yang menjadi influencer bagi anggotanya. Influencer itu misalnya adalah ketua RT, Ketua pengajian, aktifis mailing list, pentolan kelompok hobi, pimpinan fans club, dan lain-lain.

Selanjutnya adalah tugas para marketer untuk membidik komunitas mana yang menjadi target market mereka, lalu menciptakan aktifitas marketing yang sesuai dengan targetnya. Contohnya apabila produk yang dijual adalah produk gadget premium, maka bisa memanfaatkan gathering para eksekutif ataupun mailing list pecinta gadget untuk menyebarkan informasi produknya, atau bahkan memberikan sample produknya untuk dicoba oleh mereka. Ataupun contoh yang lain adalah bila ada pembukaan restoran baru, maka bisa mengundang komunitas pencinta kuliner untuk mencoba restoran baru. Dari situ diharapkan dapat menyebar rekomendasi positif tentang produk atau jasa yang ditawarkan oleh marketer.

Namun ada hal yang perlu diingat adalah perlunya mencari aktifitas marketing communication yang tepat untuk komunitas tersebut. Umumnya aktifitasnya berupa below the line activities ataupun melakukan sponsorship pada kegiatan komunitas tersebut seperti yang dilakukan perusahaan otomotif bagi klub pengguna kendaraan mereka. Aktifitas yang dilakukan tidak harus berupa hard promo karena disitu kadang tercipta resistensi terhadap aktifitas yang “terlalu jualan”, aktifitas public relation juga cukup ampuh untuk menggiring persepsi positif sesuai dengan keiinginan marketer. Juga pendekatan terhadap influencer amat penting dilakukan sehingga diharapkan mereka akan menjadi “lokomotif” opini yang menguntungkan marketer. Marketer juga harus menjaga kejujuran dalam mengkomunikasikan produk dan jasanya, karena sekali saja target market merasa dibohongi maka rekomendasi negatif akan cepat menyebar. Kejujuran disini bukan berarti produk atau jasa harus perfect, namun marketer perlu memberikan informasi yang setransparan mungkin kepada anggota komunitas terutama bila anggota komunitas menghadapi masalah dengan produk atau jasa tersebut.

Kegiatan marketing bagi komunitas ini memang memerlukan kreatifitas yang lebih dari para marketer, namun tidak harus berbiaya besar karena marketer dapat memanfaatkan berbagai bentuk kegiatan yang murah seperti viral marketing. Semuanya bermuara pada kemauan dan kejelian para marketer untuk memilih dan mengintegrasikan aktifitas marketingnya dalam satu kerangka strategi yang tepat.

photo taken from here

Posted by Andrias Ekoyuono ( andri )

Baca artikel ini selengkapnya ...

LG Chocolate yang tidak berwarna cokelat

Monday, October 02, 2006

Rekan-rekan sudah melihat LG Chocolate kan ? LG Chocolate yang didesain cukup menarik itu disiapkan sebagai pengangkat image LG, karena tidak seperti Samsung, LG belum berhasil menjadi brand handphone yang diperhitungkan di Indonesia. Harapannya sih LG Chocolate ini mampu menarik minat konsumen dan mengangkat pamor handphone LG secara keseluruhan. Namun menariknya LG Chocolate tidak berwarna cokelat ! Bahkan LG tidak akan mengeluarkan LG Chocolate warna cokelat. Suatu langkah yang menarik, saya jadi inget katanya bos sumarketer, kalo Blue Bird udah bener2 eksis jadi sebuah brand, harusnya warna taksi Blue Bird tidak hanya biru !

so what do you think ?

Update :

ada tambahan dari bang enda di milis marketing-club seperti dibawah ini :

Chocolate kan artinya bukan warna coklat. Dalam bahasa Inggris warna coklat adalah BROWN. Definisi chocolate adalah: choc·o·late (chô'kə-lĭt, chôk'lĭt, chŏk'-) pronunciation n. 1. Fermented, roasted, shelled, and ground cacao seeds, often combined with a sweetener or flavoring agent. 2. A beverage made by mixing water or milk with chocolate. 3. A small, chocolate-covered candy with a hard or soft center. 4. A grayish to deep reddish brown to deep grayish brown. adj. 1. Made or flavored with chocolate: chocolate pudding. 2. Of a grayish to deep reddish brown to deep grayish brown.


btw, maksudku juga bukan chocolate yang artinya brown, tapi chocolate yang identik dengan warna cokelat :-) Anyway, thanks a lot buat tambahan informasinya

Baca artikel ini selengkapnya ...