Mudik dan Tradisi

Friday, October 28, 2005

Tahun ini adalah tahun pertama aku merasakan mudik dari Jakarta, setelah sekian tahun hanya mudik dari Solo dan Jogja. Dari awal puasa, tiket kereta api atau pesawat ke Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah susah didapat. Di tengah naiknya harga BBM, nampaknya tradisi mudik tetaplah menjadi suatu keharusan bagi para perantau sepertiku. Namun kabarnya tahun ini jumlah pemudik dengan kendaraan umum akan menurun karena melambungnya biaya hidup dan juga biaya transportasi akibat naiknya harga BBM. Namun kemungkinan akan terjadi peningkatan jumlah pemudik yang memakai sepeda motor, karena menggunakan sepeda motor tentu akan jauh lebih hemat.


Di musim puasa dan lebaran, ada beberapa produk yang secara tradisi selalu laris manis. Produk itu misalnya adalah sarung, pakaian, kurma, syrup, dll. Selain itu ada pula biskuit Khong Ghuan yang seperti tradisi dari generasi ke generasi di tiap lebaran. Biasanya pula di musim lebaran produk elektronik juga naik penjualannya, karena para pemudik membelanjakan uangnya untuk membeli produk elektronik bagi keluarganya. Tapi bagaimana kondisi tahun ini ? Let's see...

Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon Maaf Lahir Batin

posted by : andrias ekoyuono ( andri )

Baca artikel ini selengkapnya ...

Personal Brand Benar-benar Ada !

Friday, October 14, 2005

Hari Kamis dinihari jam 02.00 aku nganterin temenku ke dokter kulit namanya dr. Ronny Handoko. Tentu pada bertanya-tanya, kenapa kok jam 2 malem. Ceritanya begini, dokter Ronny itu praktek di RS MMC tiap rabu malam jam 21.00, nah karena amat larisnya maka dalam semalam itu bisa sampai ratusan pasien yang sudah mengantri lewat booking dulu berhari-hari sebelumnya. Temenku itu sendiri dapat nomer antrian 168, jadi akhirnya dia diperiksa oleh dokter Ronny jam 03.30.

Dari sekian banyak dokter, kenapa orang mau bersusah-susah mengantri di tengah malam untuk mendapatkan service dari dokter yang memiliki brand "Dokter Ronny", itu karena para pasiennya telah mendengar nama baik dari referensi orang lain dan memiliki persepsi positif terhadap "keampuhan" dokter itu. Tentu nama baik tidak dibangun dalam waktu singkat, butuh waktu bertahun-tahun melalui serangkaian kualitas service yang baik terhadap pasien (baca:konsumen). Akhirnya brand "Dokter Ronny" memiliki image positif di mata konsumen.

Dari kasus tersebut, bisa dilihat bahwa seseorang perlu membangun personal brand untuk mendapatkan keuntungan optimal dalam service yang dia berikan. Tidak cuma dokter, ada beberapa profesi lain yang juga erat dengan personal brand misal pengacara. Di sisi lain, personal brand bila berkembang baik maka bisa menguntungkan bagi perusahaannya, contohnya kenapa orang memakai konsultan marketing MarkPlus ? itu karena sebagian mereka melihat kekuatan brand Hermawan Kertajaya dibelakangnya. Atau berbagai kegiatan Richard Branson yang membuatnya memiliki personal brand yang kuat yang pada akhirnya mendukung kebesaran Virgin Group.

So, mari kita sama-sama membangun personal brand :-)

posted by : andrias ekoyuono ( andri )

Baca artikel ini selengkapnya ...

Telusuri Jalan

Monday, October 10, 2005

Hari yang berganti
menuju pencarian diri
dengan menulusuri jejak pancaran cahaya
menatap lingkaran masa depan
serta hamparan angan dan impian

Akankah semua memberikan guratan indah
ataukah sekedar jawaban atas keresahan
namun semua tak akan padam
dan akan terus memancar
memberikan nyawa
pada raga
dan juga
pada jiwa

posted by : andrias ekoyuono ( andri )

Baca artikel ini selengkapnya ...

Melatiku

melatiku.. apa kabar kamu disana..?
kuharap engkau s'lalu tertawa..
melatiku.. tenang-tenang saja di

sana

..
pedamkan pedih dan sibukkan diri nikmati hari ..

melatiku .. akupun seperti biasanya ..
bersama teman-teman wujudkan mimpi disini ..
melatiku.. aku baik saja sendiri..
sibuk'kan diri dan slalu menanti .. kau kembali ..

lupakanlah diriku sementara ..
jangan terlalu pikirkan langkahku ..
lakukan yang kau suka agar kau bahagia ..
dan percayalah ..di mimpiku ada mimpimu ..
Aaa.. kirim aku bunga ..
kasih ..
Aaa.. getarkan cintaku ..
kasih ..
Aaa.. kukirim kau lagu ..
kasih ..
Aaa tentang isi hatiku .

[Kirim Aku Bunga – SLANK]

Melati memang bunga yang putih dan bersih, baunya pun wangi, sehingga sering digunakan sebagai perlambang kesucian. Sehingga melati digunakan sebagai perlambang cinta dan kasih yang suci dan tulus.

Demikian pula cinta dan kasihku pada sang melati yang saat ini sedang ada disana, sehingga lagu dari Slank itu bias dianggap mewakili perasaanku saat ini. Meskipun mungkin rasa cinta dan rindu tidak cukup hanya diwakili oleh lirik dan lagu, namun ketulusan inilah yang merupakan satu-satunya warna dalam cintaku.

Melati, aku baik-baik saja disini, moga kamu juga baik-baik saja disana.

posted by : andrias ekoyuono ( andri )

Baca artikel ini selengkapnya ...

Leave The Comfort Zone !

Ketika marketer berada di comfort zone, seringkali merasa aman nyaman serta kehilangan keberanian untuk melakukan inovasi dan terobosan, apalagi sebagai market leader yang merasa semua strategi dan metode diterapkannya selama ini sudah benar.

Namun manusia sebenarnya sudah terbiasa meninggalkan comfort zone. Ketika kita lahir, kita meniggalkan segala kenyamanan di kandungan ibu kita seperti : makan di supply lewat ari-ari, aman didalam perut. Ataupun ketika dewasa, hendak kuliah atau bekerja di kota lain, kita harus meninggalkan rumah dengan segala kenyamanannya untuk tinggal/kos di kota lain. kita juga meniggalkan masa single untuk memasuki kehidupan baru berumah tangga.

Melihat contoh tersebut, maka sudah seharusnya kita terbiasa untuk terus menerus meninggalkan comfort zone dan berpikir sebagai challenger untuk memotivasi munculnya spirit dan inovasi. Bila market tertentu sudah ditaklukkan, marketer tidak hanya berkewajiban menjaga dan mempertahankan market itu, tapi akan lebih baik bila menimbulkan semangat bahwa marketer tidak sedang bertahan, karena kalau diposisikan bertahan maka gerakan dan strategi yang dikeluarkan akan cenderung konservatif dan bersifat responsif serta reaktif bila ada kompetitor baru. Contoh kasusnya mungkin bisa dilihat dari gerakan Indofood yang cenderung reaktif saat Mie Sedaap diluncurkan.

Kita bisa melihat Coca-cola Company yang saat ini sudah merajai pasar minuman berkarbonasi. Namun mereka tidak terlena dan berhenti di situ, Coca-Cola mencanangkan bahwa semua pelega rasa haus adalah kompetitor, sehingga Coca-cola juga mesti melawan Teh Botol, AMDK, dll. Dengan pola pikir seperti itu, maka kemampuan inovasi Coca-cola tidak berhenti, maka muncullah varian2 baru Fanta maupun Sprite, ataupun berbagai strategi marketing communication yang baru (seperti kampanye Rp.1300 nya).

Contoh lain bisa dilihat dari gerakan Microsoft yang tidak hanya berpuas diri dengan menguasai pangsa pasar Operating System di Personal Computer, tapi juga meneruskan gerakannya dengan menyerbu pasar Operating System di PDA (yang dulunya dikuasai Palm) dan perangkat2 yang lain.

So what do you think ?

posted by : andrias ekoyuono ( andri )

Baca artikel ini selengkapnya ...

Perang Bisnis Seluler Belum Selesai

Masih rendahnya tingkat penetrasi pengguna telepon di Indonesia serta makin tingginya kebutuhan komunikasi mobile menyebabkan bisnis telekomunikasi seluler menjadi lahan menarik untuk digarap di Indonesia. Saat ini di Indonesia telah beroperasi beberapa operator telekomunikasi berbasis seluler. Operator-operator tersebut bisa disebutkan contohnya adalah Telkomsel, Indosat, XL, dan juga Lippo Telecom yang berbasis teknologi GSM, kemudian Mobile-8 dan Neo_n yang berbasis teknologi CDMA, serta Bakrie Telecom (Esia), Telkom (Flexy), dan Indosat (Star_One) yang juga berbasis CDMA namun dengan jangkauan lokal (fixed wireless). Selain itu masih terdapat CAC dan NTS yang telah memegang lisensi sebagai operator 3G berbasis WCDMA.

Dengan jumlah nomor yang telah beredar diperkirakan sekitar 30 juta nomer, maka diperkirakan masih terdapat pasar yang cukup potensial di Indonesia bagi operator seluler. Karena berbeda dengan telepon fixed line yang biasanya hanya memerlukan satu nomor telepon untuk dipakai satu keluarga/rumah, maka nomer ponsel bisa dimiliki tiap anggota keluarga, bahkan ada orang yang memiliki lebih dari satu nomer ponsel. Sehingga perang perebutan pasar antara berbagai operator pun nampaknya tidak terelakkan.

Segmentasi , Target, dan Posisi di Pasar

Sesuai dengan umumnya produk teknologi, maka teknologi seluler juga mengikuti kaidah network effect, dimana dengan makin banyak pelanggan yang dimiliki suatu operator, maka akan menarik makin banyak pelanggan baru ke operator tersebut, karena orang akan cenderung mengikuti pilihan orang banyak. Selain itu, dengan makin banyak pelanggan, maka variasi layanan yang diberikan oleh operator akan makin banyak dan bisa dinikmati dengan optimal oleh pelanggan.

Melihat hal tersebut, maka operator tidak boleh hanya terfokus di satu segmen masyarakat saja. Pasar low end yang lebih besar jumlah marketnya namun lebih kecil ARPU ( Average Revenue Per User), maupun pasar middle up yang lebih kecil jumlah marketnya namun lebih besar ARPU nya harus sama-sama digarap. Namun tentu tiap segmen memerlukan layanan yang berbeda. Sehingga langkah meluncurkan produk yang berbeda untuk segmen yang berbeda merupakan sebuah langkah yang tepat.

Untuk pasar low end, yang diperlukan adalah sarana berkomunikasi suara dan sms yang berharga murah. Disini telah ada produk kartu As dari Telkomsel, kartu Jempol dari XL, serta IM3 (dengan paket M3 Shock) dari Indosat yang bersaing head to head dengan fasilitas dan harga yang hampir serupa.Lalu di pasar middle ada Simpati dari Telkomsel, Bebas dari XL, serta Mentari dari Indosat, serta Fren dari Mobile-8. Kemudian di pasar high end ada kartu-kartu pasca bayar seperti Halo dari Telkomsel, XPlore dari XL, dan Matrix dari Indosat.

Segmentasi juga tidak hanya berdasarkan ARPU nya, namun ada juga bisa dilakukan pembagian segmen berdasar kondisi psikografis-behavior, yaitu ada segmen pengguna ponsel namun ingin digunakan dalam area lokal saja, atau sebagai pengganti fixed line. Di pasar inilah berada Flexy, Star_One, dan Esia.

Karena penggunaan telepon sebagian besar untuk suara dan SMS serta tingkat mobilitas orang yang sebagian besar masih terbatas di area lokal, maka boleh dibilang batas teknologi menjadi semu, sehingga kompetisipun bisa terjadi antar produk yang memiliki teknologi dan kategori yang berbedapun bisa terjadi. Sehingga para operator GSM/CDMA nasional saat ini sesungguhnya juga berkompetisi secara riil dengan operator CDMA fixed wireless.

Layanan dan Kemudahan Itu Penting Bagi Pelanggan

Teknologi yang terus berkembang, menjadikan munculnya berbagai layanan dan kemudahan yang bisa diberikan kepada para pelanggannya. Faktor layanan dan kemudahan inilah yang akan memelihara loyalitas pelanggan pada prodiuk operator. Ketersediaan outlet-outlet / agen-agen penjualan kartu perdana dan voucher yang luas,sehingga pelanggan mudah untuk membeli kartu/voucher juga merupakan faktor yang perlu diperhatikan. Juga perlu diperhatikan adalah penanganan keluhan dari pelanggan yang bisa disampaikan lewat call center maupun secara langsung ke pusat layanan pelanggan di kotanya. Kecepatan penanganan, keramahan, serta kemudahan prosedur akan membuat pelanggan makin cinta terhadap produk operator, sehingga enggan untuk berpaling ke produk lain. Kemudahan prosedur misalnya bisa diberikan pada prosedur pergantian kartu dengan nomer yang sama apabila terjadi kerusakan atau kehilangan.

Meskipun suara dan SMS masih memegang peranan terpenting dalam pendapatan operator, namun sebagai bagian dari produk teknologi, maka layanan-layanan yang mengadopsi teknologi terkini juga harus dapat disediakan oleh operator. WAP dan MMS, Value Added SMS/MMS, lalu teknologi GPRS dan EDGE, serta berbagai fitur menarik lain bisa ditawarkan kepada pelanggan. Salah satu yang mungkin bisa dieksplorasi adalah teknologi LBS (Location Based Service) yang bisa digunakan untuk SMS/MMS Marketing, fitur2 penunjuk lokasi, maupun fitur penunjuk fasilitas terdekat. Misal bila seorang pelanggan berada di Mall X, maka dia akan mendapat SMS marketing yang berisi “Ada diskon 20 % di supermarket A di Mall X” atau “Ayunkan langkah anda ke lantai 3 Mall X untuk mendapatkan buku menarik di toko Z”. Mungkin saat ini layanan-layanan tambahan itu belum cukup signifikan, tetapi operator akan dicap “ketinggalan” bila tidak dapat menawarkan layanan-layanan tambahan.

Price War ?

Bisnis seluler saat ini memang mulai memainkan price war. Ketika bermacam-macam teknologi ditawarkan namun pendapatan dari teknologi itu belum signifikan, serta mudahnya fitur dan layanan operator ditiru oleh operator lain. Maka perang harga kemudian muncul sebagai upaya pemasaran, dan kemudian muncul reaksi-reaksi dari para operator sebagai bagian dari kompetisi Bisa dilihat betapa murahnya kartu perdana, sehingga dengan bermodal 20 ribu rupiah, maka seseorang bisa mendapat nomer telepon. Juga makin rendahnya tarif percakapan yang digunakan oleh semua operator seluler.

Secara jangka pendek, perang harga memang akan menarik pelanggan baru. Perang harga bisa juga dibaca sebagai “Adu Nafas Finansial” antar operator seluler, mengingat operator seluler dipastikan menggunakan sistem subsidi pada harga kartu perdananya, sehingga hanya operator yang “bernafas panjang” yang bisa survive, serta akan menciptakan entry barrier bagi operator-operator baru, karena akan membuat calon pelanggan berpikir “Jangkauan luas, harga murah, kenapa pilih yang lain ?”..

Namun murahnya harga kartu perdana akan mempertinggi terjadinya petualangan pelanggan dari satu nomer ponsel ke nomer lain. Juga perang harga tidak sehat kalau berlangsung secara terus menerus, memang hal itu menguntungkan bagi konsumen, namun bila harga menjadi satu-satunya diferensiasi, maka kartu seluler akan berubah menjadi komoditi, dan akhirnya sia-sialah investasi besar untuk membangun brand. Maka operator seluler harus secara kontinyu mengkomunikasikan positioningnya kepada masyarakat serta membuat berbagai diferensiasi atas produk-produknya, sehingga bisnis seluler akan tetap menjadi bisnis yang menguntungkan bagi para operator

posted by : andrias ekoyuono ( andri )

Baca artikel ini selengkapnya ...

Telematika (bukan) Sekedar Gaya Hidup

Anda mengikuti berita penangkapan Imam Samudera ? Menurut berita, dia berhasil ditangkap ketika dipancing melalui komunikasi lewat internet dengan rekannya yang telah terlebih dahulu ditangkap, sehingga dapat diketahui lokasi keberadaan Imam Samudera saat itu. Seperti telah banyak dilansir oleh media massa, Imam Samudera fasih dalam menggunakan komputer dan internet. Ia sering menenteng laptop dan berkomunikasi ke dunia maya melalui teknologi GPRS. Kefasihannya dengan internet juga dibuktikan dengan pilihannya untuk menggunakan proxy server setiap kali menggunakan salah satu warnet di kota Solo, yang tentu saja bermaksud untuk menyulitkan pelacakan dari pihak berwenang. Bahkan Imam Samudera sempat memperbaiki kerusakan laptop polisi yang menyidiknya. Atau ketika Tommy Soeharto tertangkap, ternyata polisi berbekal analisa komunikasi ponselnya, sehingga dapat diperkirakan lokasi keberadaan orang yang pernah menjadi buronan nomor wahid dari kepolisian.


Semua itu membuktikan bahwa penguasaan teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika) bukan hanya penting untuk kalangan akademis ataupun pebisnis, tetapi juga perlu untuk dikuasai oleh kalangan-kalangan lain. Apalagi merupakan tren penggunaan telematika ini telah menjadi suatu gaya hidup terutama di masyarakat perkotaan. Hal ini dapat terlihat dengan makin meningkatnya pengguna telepon seluler, menurut catatan Asosiasi Telepon Selular Indonesia, jika tahun 2000 pelanggan seluler berjumlah 3,67 juta, maka di akhir tahun 2001, industri seluler melayani pelanggan yang hampir dua kalinya, yaitu 6,57 juta pemakai ponsel, dan tahun ini diperkirakan mencapai 8-9 juta pelanggan. Sedangkan jumlah pengakses internet di Indonesia hampir mencapai 2 juta orang. Tren tersebut juga merambah ke lingkungan pemerintahan, ditandai dengan masuknya teknologi e-government hingga ke tingkat pemerintah kabupaten/kota.

Tren dan Gaya Hidup


Namun peningkatan jumlah pengguna tersebut tidak sejalan dengan kesiapan pengguna untuk memasuki era telematika itu sendiri. Masyarakat umum hanya melihat telematika sebagai bagian dari gaya hidup serta tidak berusaha memahami fungsi dan manfaatnya. Ponsel, internet, dan berbagai teknologi sejenis hanyalah dipandang sebagai kosmetik semata.


Orang beramai-ramai membeli dan mengganti ponselnya dengan teknologi terbaru yang berisi bermacam fasilitas, tetapi berapa persen dari mereka yang memerlukan semua fasilitas dalam ponsel terbaru itu atau paling tidak apakah mereka mengetahui fungsi dari fasilitas-fasilitas terbaru tersebut. Terakhir, di saat produsen ponsel memperkenalkan webcam pada ponsel mereka, maka orang-orang pun membelinya tanpa pertimbangan apakah operatornya telah mendukung MMS (Multimedia Messaging Services) di wilayahnya atau belum. Pertimbangan yang digunakan hanyalah bahwa ponsel dengan webcam akan mempergaya penampilan. Lemahnya etika berkomunikasi juga mewarnai para pengguna ponsel di negeri ini, betapa jamaknya kita melihat orang mengemudi mobil sambil bertelepon-ria (padahal di beberapa negara lain bertelepon di mobil telah dilarang karena membahayakan konsentrasi pengemudi). Ataupun juga kadang terdengar dering ponsel di dalam tempat ibadah, ruang kelas, dan ruang rapat.

Saat internet banking diperkenalkan, masyarakat juga bergegas untuk memakainya. Tetapi sebagian dari mereka juga tidak memahami terlebih dahulu cara bertransaksi yang aman melalui internet. Maka terjadilah beberapa kasus nasabah kebobolan rekeningnya. Ketika diusut, kebanyakan kasus terjadi karena kecerobohan nasabah dalam memanfaatkan teknologi tersebut, seperti nasabah salah mengetikkan alamat situs (hingga terjadi kasus klikbca.com yang menghebohkan yang disebabkan nasabah salah ketik menjadi clickbca.com atau beberapa alamat-alamat lain yang mirip), juga karena nasabah meninggalkan username dan passwordnya secara sembarangan di warnet. Padahal pihak penyedia jasa internet banking telah berupaya cukup maksimal untuk keamanan transaksi, tetapi ketidaktahuan pengguna dapat membuat upaya dari pihak penyedia jasa menjadi sia-sia.


Pemandangan yang serupa juga terjadi ketika e-government mulai memasuki pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten/kota, terutama berkaitan dengan era otonomi daerah. Ketika pemerintah propinsi atau kabupaten berlomba-lomba membuat situs daerahnya dan memanfaatkan sistem informasi online. Kehadiran e-government tidak diimbangi dengan ketersediaan sumberdaya manusia yang siap untuk memanfaatkannya. Terlihat dari ketidaksiapan pemerintahan daerah dalam memanfaatkan teknologi paperless dalam administrasi yang sebenarnya merupakan salah satu keuntungan dari penerapan e-government. Atau kurangnya tenaga perawatan sehingga sistem tersebut tidak berfungsi maksimal. Juga menguatnya kesan pemanfaatan e-government sebagai ajang mencari proyek oleh sebagian kalangan, kesan itu muncul setelah melihat biaya pembuatan situs atau sistem informasi yang jauh diatas batas kewajaran.

Edukasi Teknologi

Contoh-contoh diatas kiranya cukup untuk menyimpulkan ketidaksiapan masyarakat umum memasuki era telematika. Menilik dari maksud pemunculannya, telekomunikasi maupun informatika bertujuan untuk mempermudah kehidupan manusia. Dengan hadirnya telematika, maka mau tidak mau kita dihadapkan pada kecenderungan dunia global, dimana sekat-sekat geografis maupun kepentingan menjadi makin semu. Kepentingan bisnis, politik, hingga kriminal menjadi kegiatan yang tidak lagi terhambat oleh jarang, ruang, dan waktu. Sehingga diperlukan peningkatan pengetahuan masyarakat umum maupun pemerintah dan aparat akan telematika. Tentu saja kita tidak ingin bangsa kita hanya menjadi bangsa yang berwatak konsumtif akan teknologi, tetapi juga mampu memanfaatkannya secara produktif, sehinga pada gilirannya akan memaksimalkan peran penggunanya dalam kehidupan sosial, budaya, ekonomi, dan juga meningkatkan pelayanan pemerintah dan aparat kepada masyarakat.

Edukasi tentang teknologi tidak hanya berhenti pada cara pakai teknologi tetapi juga fungsi, dampak, keuntungan dan kerugian dari teknologi tersebut. Penggandaan simcard, penipuan lewat SMS, carding, cracking, hingga cyberwar merupakan sebagian dari resiko yang perlu dikenal oleh masyarakat dan aparat. Regulasi dari pemerintah tentunya diharapkan mampu membuka pintu seluas-luasnya bagi pemanfaatan telematika, tetapi juga harus dibarengi dengan kesiapan hukum dan aparat penegak hukum untuk menangani berbagai tindak penyalahgunaan. Memang aparat perlu bekerja keras untuk mempelajari dan memahami teknologi, tetapi hasil yang didapat sebanding dengan kerja keras tersebut, seperti contoh keberhasilan penangkapan Imam Samudera dan Tommy Soeharto yang dipaparkan diatas.

Teknologi telematika bukanlah momok yang harus dijauhi karena resikonya, bukan pula sekedar kosmetik gaya hidup, tetapi teknologi yang selayaknya mendatangkan manfaat sebesar-besarnya bagi bangsa kita.

Baca artikel ini selengkapnya ...

Sensualitas Sarjana Teknologi Informasi

Ibarat gadis, maka sensualitas sarjana Teknologi Informasi (TI) memang menggiurkan. Berbagai bidang selalu melirik sarjana teknologi informasi untuk melengkapi “amunisi” mereka. Industri, pemerintahan, militer, hingga pendidikan memerlukan ahli-ahli TI untuk mendukung, memperlancar dan mengembangkan bidang-bidang mereka tersebut. Namun, seperti gadis sexy, cukupkah hanya bermodal sensualitas ilmu TI saja ? Lebih jauh, apakah para sarjana TI akan berhenti pada tahap dilirik saja ? Atau dimanfaatkan ke sexy annya sebagai etalase semata ?

Dalam perkembangan dunia, TI sudah menjadi salah satu senjata yang penting di hampir semua bidang. Namun, itu belum tentu berbanding lurus dengan nasib lulusan TI, maupun para profesional dan ahli bidang TI. Mulai dari kesempatan kerja yang makin menyempit, persaingan di dalam dunia kerja yang keras, hingga penghargaan yang tidak seimbang dengan peran TI yang besar (taruhlah bila dibandingkan akuntan atau lawyer).

IndonesiaMemang sarjana TI mesti menguasai ilmu TI karena disitulah letak sensualitas kita. Namun itu saja tidak cukup. Karena ada ribuan orang Indonesiayang memiliki sensualitas serupa. Mereka juga memiliki gelar sarjana komputer / sarjana teknik yang sama sensualnya dengan kita. Atau mungkin mereka juga sama-sama telah menunjukkan keahlian TI yang dibutuhkan. Maka dari itu, diperlukan bekal yang cukup untuk bisa bersaing. Karena kompetisi itu tidak hanya terjadi ketika lulus kuliah, tapi juga ketika sudah bekerja.

Communication Skill

Kita hidup sebagai makhluk sosial, maka kita wajib berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pekerjaan pun, kita akan dihadapi masalah kerja tim. Komunikasi yang terjadi tidak hanya antar orang TI, tapi juga dengan divisi dan departemen lain. Kendala utama adalah menjembatani komunikasi antara orang TI dan orang awam TI (misal:dengan client kita). Disinilah diperlukan skill dan pengalaman berkomunikasi. Juga perlu diperhatikan, English is a must ! Semua pengetahuan kebanyakan berasal dari negara-negara bule, bahkan kita juga sering menggunakannya dalam komunikasi verbal dan tulis dengan banyak pihak. So, tidak ada kata terlambat untuk belajar English, meskipun sudah bekerja.

Continuously Learning

Ilmu terus berkembang, pengetahuan terus bertambah. Kita berusaha untuk terus-menerus update pengetahuan saat kuliah, saat baru lulus, maupun saat telah lama bekerja. Keunggulan pengetahuan terbaru akan mengantar kita menjadi lebih kompetitif, serta memiliki nilai lebih dibandingkan orang lain. Tentu kita akan memulai nilai lebih bila kita mampu menerangkan bahkan mengimplementasikan –misalnya- WiMax, Aspect Oriented Programming, W-CDMA, dan lain-lain, Don’t we ?

Thinking Outside The Box

IndonesiaWake up guys ! Ilmu itu tidak cuma bidang TI. Kita sebaiknya tidak berpikir didalam “kotak” TI. Wawasan dan pengetahuan lain diluar TI juga amat diperlukan. Maka sedikit-sedikit baca bukunya Gede Prama, Al Ries, Jack Trout, Malcolm Galdwell, Philip Kotler, Rhenald Kasali, Kwik Kian Gie, M. Akhyar Adnan, Wimar Witoelar, Nurcholish Madjid, dan lain-lain juga bagus untuk kita. (siapa sih mereka ? :D). Luangkan waktu untuk baca-baca DetikNews, Kompas, SWA, BusinessWeek, dan bacaan lain. Sehingga kita benar-benar mengerti kondisi makro dan mikro Indonesia
In fact, sebagian besar CEO dan direksi perusahaan adalah orang-orang berlatar belakang pengetahuan Finance / Accounting / Manajemen / Marketing.

Implementasi – Implementasi - Implementasi

Ilmu dan wawasan yang bejibun tidak akan ada gunanya bila tidak diimplementasikan. Ibarat pedang, maka pedang akan berguna bila diasah dan dipakai bertarung. Dengan implementasi di dunia nyata, maka intuisi kita makin terasah. Naluri dan “penciuman” kita juga akan makin tajam bila kita sering berada di tengah-tengah dunia nyata.

Ada kalanya kita dihadapi ketakutan-ketakutan ketika mencoba “turun gunung”. “Aku mampu gak ya ?” . Go for it ! Gak perlu ragu-ragu lagi.

Semoga kita tidak hanya seorang lulusan TI yang “sexy”, tetapi juga seorang lulusan TI yang diidamkan untuk menjadi pendamping ideal.

posted by : andrias ekoyuono ( andri )

Baca artikel ini selengkapnya ...

Berkomunitas Di Dunia Maya

Hidup di era internet mungkin sulit dibayangkan pada beberapa dekade yang lalu, dimana sebagian aktifitas manusia bisa dilakukan melalui perangkat digital. Kehadiran internet merupakan sebuah terobosan besar di dunia teknologi. Menilik dari maksud pemunculannya, telekomunikasi maupun informatika bertujuan untuk mempermudah kehidupan manusia. Dengan hadirnya internet, maka mau tidak mau kita dihadapkan pada kecenderungan dunia global, dimana sekat-sekat geografis maupun kepentingan menjadi makin semu. Kepentingan bisnis, politik, hingga kriminal menjadi kegiatan yang tidak lagi terhambat oleh jarang, ruang, dan waktu.

Bahkan internet dapat dijadikan sarana untuk berinteraksi serta menghadirkan pola kehidupan sosial yang baru, sehingga para pengguan internet seakan menikmati “dunia baru” yang berbeda dengan yang dialaminya di kehidupan nyata. Hanya dengan duduk di depan komputer,menggerakkan mouse dan mengetik di keyboard, maka dunia hadir di depan mata. Berbagai aktifitas yang bisa dilakukan lewat internet antara lain berkirim surat elektronik, belanja secara online, transaksi bank, bercakap-cakap dengan messenger, atau hanya sekesar berselancar menjelajahi situs-situs web. Dan aktivitas tersebut makin bertambah dengan hadirnya internet generasi ke-2, dimana internet tidak hanya bisa diakses lewat komputer, tapi juga lewat berbagai perangkat lain seperti teleopn seluler, Personal Digital Assistant ( PDA ) , bahkan beberapa game console telah mampu melakukan akses internet.

Sudah menjadi naluri dari manusia sebagai makhluk sosial untuk berkumpul dan membentuk komunitas. Hal demikian juga terjadi di dunia maya. Sehingga diciptakanlah berbagai kemudahan untuk berkumpul dan membentuk komunitas di internet. Komunitas itu bisa terbentuk karena kesamaan hobi, minat, atau memang sengaja diciptakan sebuah komunitas demi kepentingan tertentu seperti : mencari teman, bermain game, bahkan ajang mencari jodoh.. Hal-hal yang bisa dimanfaatkan dalam internet untuk membentuk komunitas misalnya adalah : mailing list, forum online, chatting room, online game, dan situs web.

Macam Komunitas

Komunitas di internet tidak hanya dapat dipergunakan oleh orang yang memiliki profesi di bidang teknologi informasi, tetapi dapat dibentuk dan dipergunakan oleh banyak orang dengan beragam latar belakang profesi maupun tujuan.

Salah satu macam komunitas di internet adalah komunitas yang dibentuk berdasarkan minat yang sama. Minat itu bisa berupa kegemaran akan suatu hal, misal : mailing list penggemar motor besar, forum dan mailing list penggemar klub sepakbola, situs web komunitas penggemar artis tertentu, dan lain-lain. Di internet, mereka bisa berbagi cerita melalui mengenai perkembangan terbaru dari kegemaran mereka, berbagi artikel menarik, hingga mengadakan acara bersama.

Minat itu juga bisa berupa minat khusus terhadap satu bidang ilmu, pengetahuan dan teknologi. Maka bermunculanlah forum online para peminat telepon seluler, forum online pemerhati masalah budaya, forum online masalah hukum, mailing list masalah manajemen, hingga kumpulan orang-orang dengan profesi tertentu.

Tujuan komunitas di internet yang lain adalah untuk menjalin pertemanan, baik itu menjalin teman-teman baru, atau menemukan kembali teman-teman lama. Disini perangkat lunak yang dikenal antara lain instant messenger (Yahoo! Messenger, ICQ, MSN Messenger) dan MIRC. Dengan menggunakan perangkat lunak tersebut, orang-orang bisa saling berkenalan dan bercakap-cakap lewat tulisan, bahkan dengan kecanggihan teknologi, saat ini bisa digunakan untuk bercakap-cakap dengan microphone dan headphone, bahkan apabila menggunakan webcam maka kita dapat melihat lawan bicara. Diawali dari bercakap-cakap itulah maka kemudian akan muncul komunitas pertemanan (disebut room) yang bisa digunakan untuk berbincang-bincang bersama.

Sementara itu, juga ada bentuk pertemanan lain yang saat ini tidak kalah menarik adalah melalui web. Salah satu situs yang cukup dikenal adalah www.friendster.com . Melalui situs tersbut, maka pengguna internet dapat menampilkan profil dirinya serta menjalin jaringan pertemanan, bahkan tidak sedikit yang menemukan kembali teman-teman lama.

Game Online yang sedang marak sebenarnya juga merupakan sebuah komunitas yang memang dibentuk untuk bermain game. Karena di permainan tersebut terjadi interaksi dan komunikasi antar pemain, kemudian mereka bersama-sama membentuk dan bekerjasama dalam tim yang diharapkan mampu memenangi permainan.

The Power of Community

Komunitas dunia maya memiliki berbagai potensi dan kekuatan yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna internet sebagai individu maupun sebagai entitas bisnis. Dari hal yang sederhana, jaringan pertemanan merupakan ajang saling mengenal dan bertemu teman-teman sehingga dapat memupus jarak dan waktu dalam berkomunikasi, bahkan merupakan sebuah wadah yang efektif dalam menjalin kebersamaan. Bahkan terkadang terselip sisi-sisi humanis dalam kebersamaan para anggotanya, seperti pernah terjadi ada berita seorang anak di Jakarta yang membutuhkan donor darah jenis tertentu, kemudian berita tersebut dikirim ke berbagai mailing list, dalam tempo sehari maka terdapat banyak calon donor darah dari anggota berbagai mailing list yang bersedia membantu dengan ikhlas.

Dengan berkumpulnya banyak orang, tak ayal lagi komunitas dunia maya menjadi ajang berbagi pengetahuan. Mailing list dan forum online merupakan ajang diskusi serta melontarkan berbagai ide serta pengetahuan antar anggotanya. Sebagai contoh, mailing list marketing-club@yahoogroups.com merupakan komunitas para peminat marketing, dimana ribuan anggotanya - pakar-pakar, praktisi, maupun mahasiswa yang berminat di bidang marketing - dapat berinteraksi langsung, sehingga memperkaya perbendaharaan ilmu.

Tidak hanya berhenti disitu, komunitas dunia maya juga dimanfaatkan sebagai ajang penjajagan bisnis, sehingga tak jarang terjadi berbagai kerjasama bisnis seperti penjualan pernak-pernik dalam kelompok penggemar, jaringan bisnis yang memungkinkan terjadi transaksi bisnis ( misal : www.indonetwork.co.id ), hingga pelaksanaan event-event offline bagi para angggota komunitas itu. Juga bukan rahasia lagi, bahwa eksplorasi peluang bisnis di internet banyak dilakukan melalui dorongan untuk membentuk komunitas. Kita bisa lihat contohnya dari keberhasilan Game Ragnarok Online atau Friendster yang sengaja membidik kecenderungan manusia untuk berkumpul dan berinteraksi dengan sesamanya.

Melihat perkembangan dunia internet, maka komunitas dunia maya merupakan salah satu daya tarik bagi para pengguna internet yang masih bisa terus berkembang serta dieksplorasi bentuk dan keuntungannya.

Baca artikel ini selengkapnya ...