Ampuhnya Hadiah Langsung : Kejutan 1 Milyar dari NU Green Tea

Friday, June 29, 2007

NU Green Tea , dan NU Juice dari ABC President belum lama ini meuncurkan program hadiah "Kejutan 1 Milyar" berupa hadiah langsung total Rp. 1.000.000,- dengan 3 hadiah utama sebesar masing masing Rp. 100.000.000,- . Pembeli cukup melihat di bagian dalam tutup botol untuk memastikan apakah mereka cukup beruntung mendapatkan hadiah utama, hadiah langsung ratusan ribu rupiah, hadiah langsung gratis 1 botol minuman, atau tulisan "Coba Lagi", "Anda Belum Beruntung", atau "Jangan Menyerah".

Saya perhatikan program ini cukup sukses untuk meningkatkan penjualan 2 brand tersebut, terutama NU Green Tea. Di pasaran sebelumnya NU Green Tea bersaing dengan ZesTea dari 2 Tang dan Green-t dari Sosro. Namun dari pengamatan saya dan obrolan saya dengan para pedagang rombong , ternyata adanya program hadiah langsung itu penjualan NU Green Tea menjadi naik meninggalkan para pesaingnya. Program sales promo dengan hadiah langsung ini ternyata mampu menarik para konsumen. Logika konsumen sebenarnya cukup sederhana, dengan rasa yang tidak jauh beda maka apa salahnya mencoba peruntungan dengan membeli NU Green Tea daripada membeli produk pesaing. Meskipun mungkin saja NU Green Tea yang tanpa bahan pengawet menjadi alasan pembelian, namun para pesaingnya juga memiliki keunggulan tersebut.

Kesuksesan "Kejutan 1 Milyar" dalam mengangkat tingkat penjualan adalah contoh mengapa para produsen masih getol menggunakan program undian ataupun hadiah langsung meskipun tetap saja ada resiko penipuan yang membayangi citra perusahaan. Namun kesuksesan peningkatan penjualan karena program NU Green Tea tersebut tidak akan terjadi bila tidak diimbangi sales / distribusi yang bagus dan merata. Kita bisa lihat bahwa display dari produk NU Green Tea akhir-akhir ini sangat merata dan mencolok hingga ke rombong-rombong, sehingga ketertarikan calon konsumen akan program hadiah langsung dibarengi dengan dorongan keputusan untuk membeli dengan kemudahan mendapatkan produknya di pasaran.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah NU Green Tea bisa mempertahankan tingkat penjualan setelah "Kejutan 1 Milyar" ini berakhir ? Apakah sudah ada program lanjutan yang disiapkan untuk mempertahankan tingkat penjualan ? Nampaknya ABC President harus mulai memikirkannya

posted by Andrias Ekoyuono ( andri )

Baca artikel ini selengkapnya ...

The Most Inspiring Indonesian Brands - Versiku

Tuesday, June 19, 2007

Dunia bisnis Indonesia telah menghasilkan banyak sekali brand yang mewarnai Indonesia. Berikut ini saya berikan brand-brand asli Indonesia yang keberhasilannya di market sangat memberikan inspirasi bagi saya. Tentu saja daftar yang ada disini adalah versi saya sendiri, dan bukan berarti brand-brand lain prestasinya kurang mengkilap, namun inilah pilihan saya.

Kategori Consumer Goods : A-Mild

Semua orang Indonesia tentu tahu rokok A-Mild produksi PT. HM Sampoerna. A-Mild ini pada awalnya bisa dibilang adalah rokok yang "mendahului" jamannya. Waktu itu kategori rokok Sigaret Kretek Mesin Low Tar Low Nicotine (SKM LTLN) belum populer di Indonesia, bahkan di awal-awal kemunculannya A-Mild ini masih merugi. Tapi manajemen PT. HM Sampoerna yakin bahwa rokok SKM LTLN adalah masa depan, sehingga dilakukanlah strategi marketing yang terintegrasi dan terus menerus mengedepankan inovasi dalam komunikasi. Contohnya campaign dengan tagline "How Low Can You Go" dan "Tanya Kenapa?". Iklan TV, printAd, maupun billboard dari A-Mild benar-benar berbeda daripada brand-brand rokok yang lain. Hasilnya A-Mild saat ini menjadi salah satu brand yang memberi kontribusi terbesar
bagi PT. HM Sampoerna, dan menjadi lokomotif berkembangnya kategori SKM LTLN yang kini juga disesaki oleh brand-brand lain. Tapi hebatnya, meskipun banyak brand baru di kategori SKM LTLN, A-Mild masih tetap bertahan sebagai market leader dengan harga paling premium. Itu artinya strategi 4P yang dipilih ternyata cukup mumpuni.

Kategori Media : Detik.Com

Kenapa detik.com ? Sebagai pelopor portal berita online, detik.com berhasil menjadi market leader. Kebanyakan para profesional menjadikan detik.com sebagai menu rutin yang dibuka setiap hari. Memang ada kritik dari sebagian orang tentang desain ataupun tampilan yang dijejali iklan, tapi kenyataannya detik masih menjadi salah satu top sites di Indonesia menurut alexa, daftarnya bisa dilihat disini. Bukan hanya berisi general news. Detik.com juga rajin mengembangkan kanal-kanal yang ternyata juga cukup laris seperti sepakbola, detikinet, dan detikhot. Bahkan saat ini juga mulai ada kanal portal lokal dari detikcom yaitu detiksurabaya.

Detik.com bukannya melenggang tanpa pesaing. Pebisnis lain tentu juga mencium gurihnya bisnis portal berita online, sehingga munculah kompas.co.id , republika.co.id, astaga.com , hingga yang terbaru adalah okezone.com . Namun kesemuanya belum mampu mendahului laju detik.com sebagai market leader. Sejarah detik.com mungkin bisa ditanyakan kepada Mas Nukman yang mantan petinggi detik.com .

Memang keunggulan detik.com sebagai pelopor portal berita online yang berisi berita-berita paling update masih tertancap di benak peselancar dunia maya. Brand "Detik" yang identik dengan kecepatan juga salah satu pendukung keunggulan detik tersebut. Kita tunggu saja bagaimana kelanjutan pertempuran media online ini.

Kategori Service : Lion Air

Masa lalu bepergian menggunakan pesawat terbang mungkin hanyalah bisa terjangkau sebagian kalangan saja. Namun kehadiran Lion Air di Indonesia dengan tagline "We Make People Fly" benar-benar merubah landscape bisnis penerbangan. Konsep Low Cost Carrier (LCC) yang menawarkan harga tiket yang terjangkau membuat bepergian naik pesawat terbang menjadikan terjadi perpindahan moda transportasi sebagian orang dari melalui darat/laut menjadi melalui udara. Konsep LCC ini sendiri sebenarnya diadopsi dari konsep serupa di luar negeri seperti SouthWest Airline dan JetBlue di US.

Bisnis LCC bukannya tanpa tantangan. Tantangan mengenai merubah persepsi service yang dibutuhkan oleh penumpang pesawat ( bahwa LCC tidak memberikan service sebagus full-service airline semacam Garuda atau Singapore Airline ) , kemudian manajemen keuangan ( ada beberapa airline yang bangkrut karena ikut-ikutan banting harga) , manajemen keselamatan , promosi, dan public relation yang handal (terutama dalam menghadapi masalah). Namun Lion Air sukses di Indonesia dengan mampu menjadikan dirinya sebagai maskapai penerbangan dengan jumlah penumpang terangkut terbesar nomer 2 di Indonesia setelah Garuda.


posted by : Andrias Ekoyuono ( andri )
picture taken from here

Baca artikel ini selengkapnya ...

Inspirasi



taken from here

Baca artikel ini selengkapnya ...

Back To Basic

Thursday, June 07, 2007

"Aku yakin produk mereka pasti laku, karena teknologinya bagus banget." kata seorang teman

Pernyataan tersebut tidak sepenuhnya salah, namun perlu diingat bahwa kualitas produk bukan satu-satunya faktor yang menunjang keberhasilan pemasarannya. Untuk itu kita akan back to basic dalam menganalisa pernyataan teman saya itu.


Ada sebuah konsep dasar dalam marketing yang disebut dengan Marketing Mix, bahwa sebuah konsep pemasaran terdiri dari beberapa faktor yang harus saling mendukung. Ada 4P yang menjadi perhatian dari produsen. 4P ini awalnya diperkenalkan oleh
Jerome McCarthy , lalu dipopulerkan oleh Philip Kotler.

4P itu terdiri dari :


Product
: bukan hanya kualitas produk/ service yang diberikan atau kecanggihan teknologinya, namun juga namanya, kemasan yang menarik, tepat fungsinya sesuai kebutuhan target marketnya, dan kemudahan penggunaan.

Price : setting harga yang tepat sesuai dengan target marketnya. Artinya bukan harus semurah mungkin, namun harga harus sesuai dengan kondisi persaingan dan juga positioning dari produk tersebut. Misalnya arloji mewah tentu harus dijual dengan harga mahal karena calon konsumen akan ragu bila dijual dengan harga murah. Ataupun restoran hotel berbintang harusnya memiliki harga lebih mahal dibanding restoran fast food. Harga tiket pesawat full service (Garuda, SQ) tentu berbeda dengan harga tiket pesawat Low Cost Carrier (Air Asia, Wings).

Place
: dimana produk/service tersebut bisa dibeli. Hal ini berkaitan dengan pemilihan saluran distribusi yang tepat, termasuk melalui internet. Produk eksklusif tentu akan dijual di tempat yang berbeda dibanding produk massal.


Promotion
: produk/service harus diperkenalkan ke target market dengan cara dan saluran yang tepat. Tidak harus melalui iklan, namun bisa juga melalui internet, komunitas, mulut ke mulut, PR, event, in-store display, dan lain-lain. Semua strategi promosi harus terencana dan terintegrasi dengan baik, jangan sampai salah sasaran.


4P tersebut diatas adalah konsep dasar yang harus berjalan beriringan. Jadi produk yang teknologinya paling maju belum menjamin kesuksesan pemasarannya. Konsep 4P ini sendiri makin hari makin berkembang, namun pada dasarnya memang 4P inilah yang menjadi awal yang tepat dalam merencanakan pemasaran.

posted by: Andrias Ekoyuono ( andri )
picture taken from here

Baca artikel ini selengkapnya ...

Tantangan Rokok Aroma

Sunday, June 03, 2007

Di milist marketing-club sempat ada lontaran diskusi tentang rokok Aroma dari Nojorono yang dari komunikasinya terkesan "nebeng" citra dari Dji Sam Soe. Yang menjadi pertanyaan apakah Aroma yang menawarkan rasa yang diklaim mendekati Dji Sam Soe dan ditawarkan dengan harga lebih murah akan sesukses Class Mild di rokok Mild

Menurut pendapat pribadi saya, Aroma yang bermain di Sigaret Kretek Tangan (SKT) akan berbeda hasilnya dengan Class Mild yang bermain di Sigaret Kretek Mesin Low Tar Low Nicotine (SKM LTLN). Artinya Aroma IMHO tidak akan seberhasil Class Mild meskipun pastinya Aroma juga akan tumbuh.

SKT adalah segmen yang sudah banyak pemainnya dan growthnya tidak sebesar SKM LTLN. Di level premium ada Dji Sam Soe. Kemudian di segmen dibawahnya ada Sampoerna Hijau, Djarum 76, Djarum Coklat, Gudang Garam Merah, Sejati, Rawit, dll. Lalu di segmen lebih bawah ada rokok-rokok lokal macem Kerbau, Djambu Bol, Retjo Pentung, dll. Konsumen SKT adalah konsumen yang relatif loyal, mereka bukanlah first time smoker, boleh dibilang mereka adalah "legendary smoker" yang susah untuk beralih brand. Mereka fanatik pada brand, asosiasi rasa dan brand sudah mengakar di benak mereka. Bisa dilihat bagaimana Djarum merasa perlu mempertahankan Djarum Coklat (yang besar di Jawa Barat) dan Djarum 76 (yang besar di Jawa Tengah) karena masing2 brand sudah punya konsumen fanatik, padahal logikanya lebih mudah take care 1 brand daripada 2 brand.

Bila dibilang Aroma jadi ancaman, saya kira ancaman itu lebih mengarah ke para pemain segmen kedua (Djarum 76, Sampoerna Hijau, dll). Namun tentu saja mereka tidak akan tinggal diam menghadapi Aroma. Sementara Dji Sam Soe tetap akan melenggang di level premium, penurunan daya beli cuma akan berpengaruh sesaat buat level premium.

Sementara itu kalau dibandingkan dengan Class MIld di SKM LTLN. Pasar SKM LTLN adalah pasar yang masih growth, serta masih banyak konsumen first time smoker yang suka coba-coba dan belum fanatik pada brand. Amild menjadi market leader dengan harga yang premium pula. Sementara pemain lain adalah LALights, Sampoerna U-Mild, Star Mild, X-Mild, Class Mild, dll.

Di market yang masih sangat growth, market leader tentu punya kepentingan untuk membesarkan market kategori SKM LTLN ini secara keseluruhan, sehingga pemain baru dengan harga dibawahnya cukup dilawan "seperlunya" dengan U-Mild, dan membiarkan para pemain di second line untuk "berantem" yang pada akhirnya akan membesarkan market SKM LTLN. Selain itu Class Mild masuk di saat yang tepat ketika Star Mild menaikkan harga akibat kenaikan cukai rokok, sehingga Class Mild cukup mendapat limpahan konsumen dari Star Mild.

posted by : Andrias Ekoyuono ( andri )

picture taken from here

Baca artikel ini selengkapnya ...