Ramainya Majalah Ibu, Bayi dan Balita

Monday, December 24, 2007

Saya melakukan pengamatan di kios-kios majalah, bahwa setahun terakhir ini cukup banyak beredar majalah dengan segmen pembaca ibu-ibu yang sedang hamil, menyusui, maupun yang sedang punya anak balita- selanjutanya saya sebut majalah ibu, bayi & balita. Dari pengamatan saya, saat ini tidak hanya ada majalah AyahBunda, namun juga ada majalah Mother&Baby, Parents Indonesia, Parents Guide, InspireKids, dan lain-lain. Selain itu ada juga yang berbentuk tabloid seperti tabloid Mom&Kiddie. (Ada yang tahu berapa oplah masing-masing majalah itu ? ). Khusus untuk majalah, saya amati ternyata kios-kios majalah -terutama di mal- menyediakan jumlah stock yang cukup banyak untuk majalah-majalah ibu bayi & balita tersebut. Dan menurut informasi yang saya dapat, majalah-majalah itu cukup laku meskipun kisaran harga yang ditawarkan termasuk lumayan yaitu antara Rp.20.000 - Rp.30.000.

Dengan meningkatnya taraf pendidikan dan ekonomi sebagian masyarakat perkotaan, memang saat ini ibu dan calon ibu tidak hanya mengandalkan pengalaman dari keluarga dan orang tua mereka dalam melewati masa-masa kehamilan dan mengasuh anak. Tetapi mereka berupaya mencari sumber-sumber informasi yang lebih ilmiah ataupun lebih kredibel. Majalah-majalah itu adalah jawaban yang muncul di saat yang tepat dan cerdik membidik segmen market yang potensial. Meskipun ditawarkan dengan harga lumayan mahal, tapi pada prinsipnya orang tua dan calon orang tua rela mengeluarkan biaya mahal demi kesehatan (ibu hamil dan balita) maupun untuk belajar mengenai pola asuh yang tepat bagi anak mereka.

Majalah-majalah itupun mampu mendulang banyak iklan dari berbagai produk yang sesuai seperti susu ibu hamil, susu anak, suplemen, baju bayi & balita, mainan, toko ibu & bayi, dan lain-lain. Ibu (dan ayah) yang sedang menantikan kelahiran anaknya maupun sedang mengasuh anak bayi & balita memang merupakan target market yang potensial bukan hanya buat majalah, namun juga bagi berbagai produk seperti yang saya sebut sebelumnya. Dan yang lebih penting, mereka mau mengeluarkan uang banyak untuk membeli produk-produk itu (bila mampu) ! Sudah pernah belanja baju bayi di mothercare ? beli baju anak di NextKid ? atau pernah tahu berapakah harga imunisasi IPD ? Memang disitulah market potensial berada, kalangan berpendidikan di perkotaan terutama di kelas ekonomi menengah ke atas.

What do you think ?

posted by Andrias Ekoyuono ( andri )
for Inspirasi dan Studi Kasus Marketing Indonesia
picture taken from here

Baca artikel ini selengkapnya ...

Selamat Jalan Basuki

Thursday, December 13, 2007

Tadi malam saat perjalanan pulang dari kantor sambil mendengarkan Iradio ada berita duka cita meninggalnya pelawak Basuki, salah seorang maestro lawak dari Srimulat. Berita itu cukup mengejutkan karena memang tidak pernah terdengar berita sakit. Ternyata dia meninggal di RS Meilia Cibubur setelah sebelumnya pingsan sehabis bermain futsal di MFutsal Jl Alternatif Cibubur (daerah deket rumah saya juga). Turut berduka cita, semoga arwahNya diterima Yang Kuasa.

Basuki adalah salah satu sosok yang sering muncul sebagai bintang iklan TV. Sudah banyak sekali iklan TV yang dia bintangi seperti Antangin JRG ("wes hewes hewes bablas angine"), Suzuki Shogun, Sozzis ("langsung makleb"), Polytron, dan masih banyak lagi, termasuk iklan-iklan yang dia bintangi bersama keluarga si Doel. Di kalangan marketer, Basuki dikenal sebagai bintang iklan yang mampu memberikan efek positif bagi penjualan produk yang iklannya dia bintangi. Selain itu, dia juga kooperatif dalam proses produksi iklan dan sering memberi masukan agar iklannya bisa lebih baik. Bahkan kabarnya ada tagline yang merupakan ide dari Basuki, CMIIW. Sehingga kehilangan Basuki juga adalah sebuah kehilangan bagi dunia marketing Indonesia.

Selamat jalan Basuki !


posted by Andrias Ekoyuono ( andri )
for Inspirasi dan Studi Kasus Marketing Indonesia

picture taken from here

Baca artikel ini selengkapnya ...

Perang Lewat Iklan TV

Tuesday, December 04, 2007

Saat ini lagi seru-serunya perang lewat iklan TV. Coba perhatikan iklan TV ( TVC ) berbagai operator seluler akhir-akhir ini, atau TVC Yamaha Mio yang meledek kompetitornya, ataupun yang terbaru iklan TVC Bintangin yang seakan menantang Tolak Angin. Namun TVC di Indonesia masih dibatasi etika dimana tidak boleh menunjuk secara langsung lawan yang "diserang", tapi itulah yang membuat dunia kreatif TVC lebih menarik.

Tapi, "Perang" melalui TVC di belahan dunia lain bisa dilihat di contoh dibawah ini



posted by Andrias Ekoyuono ( andri )
for Inspirasi dan Studi Kasus Marketing Indonesia
video taken from here

Baca artikel ini selengkapnya ...