Mudik dan Tradisi

Friday, October 28, 2005

Tahun ini adalah tahun pertama aku merasakan mudik dari Jakarta, setelah sekian tahun hanya mudik dari Solo dan Jogja. Dari awal puasa, tiket kereta api atau pesawat ke Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah susah didapat. Di tengah naiknya harga BBM, nampaknya tradisi mudik tetaplah menjadi suatu keharusan bagi para perantau sepertiku. Namun kabarnya tahun ini jumlah pemudik dengan kendaraan umum akan menurun karena melambungnya biaya hidup dan juga biaya transportasi akibat naiknya harga BBM. Namun kemungkinan akan terjadi peningkatan jumlah pemudik yang memakai sepeda motor, karena menggunakan sepeda motor tentu akan jauh lebih hemat.


Di musim puasa dan lebaran, ada beberapa produk yang secara tradisi selalu laris manis. Produk itu misalnya adalah sarung, pakaian, kurma, syrup, dll. Selain itu ada pula biskuit Khong Ghuan yang seperti tradisi dari generasi ke generasi di tiap lebaran. Biasanya pula di musim lebaran produk elektronik juga naik penjualannya, karena para pemudik membelanjakan uangnya untuk membeli produk elektronik bagi keluarganya. Tapi bagaimana kondisi tahun ini ? Let's see...

Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon Maaf Lahir Batin

posted by : andrias ekoyuono ( andri )

6 comments:

R. Topan Berliana said...

Mudik.. mudik..

B-a-r-r-y said...

Sudah balik dari liburan nih? Salam kenal.

Awaludin Zakaria said...

Karena sudah ada beberapa kecelakaan kereta yang cukup mengerikan akhir2 ini, kayaknya gak bakalan ada yang naik2 atap kereta deh mas. At least itu yang masih pengen hidup. Hehe.

Dessy Eka Pratiwi said...

memang ci sudah jadi Kebudayaan Indonesia,setiap lebaran tiba, jadi kalau sampai membludak seperti itu ci sudah biasa.

aya said...

ahh..jadi pengen mudik..kangen kampuang nih..*walaupun bukan kampung saya,tp kampung org tua :D

fajar said...

mudik merupakan tradisi bagi sebagian negara di asia tenggara sama asia selatan..karena mereka banyak yang mengadu nasib di ibukota..so mudik itu kebannggan juga,mungkin..hehe