Mengenal Segmen Upper Market

Wednesday, July 09, 2008


Pasar kelas atas merupakan pasar yang sangat menjanjikan, Nielsen menyebutnya dengan istilah Upper Market. Orang-orang di segmen inilah yang disebut gak ada matinya ! alias relatif tidak terpengaruh terhadap fluktuasi harga kebutuhan pokok. Menurut Nielsen, segmen upper market ini mencapai 1,6% dari populasi Jabodetabek dan 2,3% dari populasi Surabaya. Nah siapa saja yang disebut upper market oleh Nielsen ?

Kriteria Upper Market menurut Nielsen adalah:

  • Household Socio Economic Status/SES (maksimum 4 anggota keluarga) adalah sebesar pengeluaran minimum Rp. 5 juta perbulan, dan SES minimum per orang adalah Rp. 1,25 juta. SES dihitung berdasarkaan pengeluaran rata-rata rumah tangga per bulan untuk belanja rutin, termasuk semua pengeluaran belanja sehari-hari seperti makan, uang sekolah anak, listrik, air, rokok, gaji pembantu, sewa bulanan dan pengeluaran rutin lainnya. Tetapi tidak termasuk arisan, cicilan, kontrak rumah, menonton bioskop, rekreasi, pakaian dan pengeluaran tidak rutin lainnya.
  • Tempat tinggal merupakan bangunan bata/ permanen dengan pagar (kecuali di area real estate yang menisyaratkan tanpa pagar).
  • Tempat tinggal berlokasi di tepi jalan 2 arah (jalan yang bisa dipakai bersimpangan 2 mobil).
  • Harus memiliki : kulkas, kompor gas (minimal 2 burner), AC, dan mobil pribadi.
  • Memiliki minimal 14 dari 28 alat rumah tangga yang lain (menurut daftar).
Nah, sudah tahu kriterianya ? Jadi ini memang segmen yang menarik bagi para marketer.


posted by Andrias Ekoyuono
for Inspiras dan Studi Kasus Marketing Indonesia
picture taken from here

2 comments:

Dino said...

Kalo digabungkan sama pengeluaran lain-lain, jadinya berapa ya kalo pengeluaran pokok aja 5juta.. ck.. ck..

Abay said...

bisa dicek juga ngga ya kebiasaan mereka mengeluarkan anggaran untuk ikut pelatihan, beli buku, dll..pokoknya untuk yang sifatnya perseonal development gitu...:O