Women's Town

Tuesday, May 22, 2007

"Women are never wrong", itulah tagline yang dibuat untuk untuk Women's Town yang akan dikembangkan di distrik Shuangqia, Chongqing, China bagian Barat Daya. Kota ini akan dikembangkan dengan positioning sebagai kota bagi perempuan dimana disitulah akan diterapkan "Women are never wrong; men can never refuse their needs". Setiap lelaki yang memasuki kota tersebut dan berdebat tentang aturan dasar itu, maka akan diberi hukuman berlutut di papan yang keras atau mencuci piring di restoran lokal. Diharapkan konsep tersebut akan menarik para turis untuk berkunjung ke kota Shuangqia.

Bila pasangan turis lelaki dan perempuan berkunjung ke Shuangqia, maka turis perempuan bisa "berkuasa" penuh karena permintaannya tidak boleh ditolak oleh pasangannya. Akan ada sebuah pengadilan khusus yang dapat memerintahkan seorang lelaki dicambuk apabila gagal memenuhi permintaan pasangannya akan cokelat, parfum, atau permintaan yang lain. Namun tentu saja cambuk yang digunakan tidak akan terlalu menyakiti para turis, karena cambuknyapun diklaim adalah cambuk yang "lunak".


Terobosan pemerintah Chongqing memang menarik, karena positoning yang unik ini tentu membuat distrik Shuangqia memiliki diferensiasi yang jelas dibanding kota-kota tujuan wisata yang lain. Dengan diferensiasi yang jelas, eksekusi yang matang, serta didukung pola promosi yang tepat maka bukan mustahil konsep itu akan menarik bagi para turis di penjuru dunia untuk mendatangi. Tentu saja konsep itu akan tergantung juga bagaimana para perempuan meyakinkan pasangannya untuk ikut berwisata ke kota tersebut :-) . Konsep yang kuat inilah yang harusnya juga dimiliki oleh kota-kota tujuan wisata di Indonesia.


what do you think ?

posted by andrias ekoyuono (andri)
picture taken from here

11 comments:

Zulf said...

Salam Kenal Mas,
Minta izin link blognya Mas, aku Addd i d'Ranah

Anonymous said...

Salam Kenal Mas Andri...

Shuangqia...viewnya indah sekali. Boleh juga tuh kesana hitung2 honeymoon ke 2. Enak juga tuh diistimewakan begitu. Tapi takutnya para suami pada takut kesana.....kali ya... Takut istrinya minta macam2, tidak dipenuhi malah dihukum.....:(

Boleh di-link blognya?

Anonymous said...

kalo tempat wisata yang sudah ngetop itu apa masih perlu konsep yang kuat, om?

andri said...

#fadli
boleh mas, ini juga udah kulink ke blog sampeyan

#idrianita anis
salam kenal juga...
makanya disitulah diperlukan kekuatan sang istri dalam membujuk :-)

#ndoro kakung
perlu ndoro, konsep itu diperlukan untuk membuat tempat yang ngetop supaya tetap ngetop dan makin ngetop. Bila tidak dilakukan inovasi atas diferensiasinya, maka lama-lama bisa tenggelam oleh tempat2 lain yang memiliki kekuatan serupa yang terus bermunculan

Anonymous said...

hahaha...lucu juga nih idenya. ada2 aja.

endik said...

rak setuju... wanita sudah terlalu banyak dimanjakan... sok aku arep nulis bab iki ah... :(

andri said...

#venus
simbaok mau kesana gak ?

#kawoela alit
kalo bojo sampenyan ngajak trus piye ? :-)

The Institute for Ecosoc Rights said...

Perempuan kiranya akan segera sadar apa bedanya "dipromosikan", "dimanfaatkan", "dijual", atau "dibela", atau "disayang". Semuanya tersedia, maka silakan mengambil pilihan .. Tapi, terimakasih atas link-nya.

apep said...

wah.. saya malah kepikiran, gimana kalo di jogja bikin kampung kuda, mobil gak boleh masuk, semua kendaraan diganti kuda.. heheh

andri said...

#The Institute for Ecosoc Rights
Ehem, kalau saya sih lebih memandang dari aspek marketing aja :-)

#apep
lah, gimana kalau kampung onthel aja ?

tuhu said...

Wowww idenya keren bangettt buat menarik wisatawan. Salutttt dech...