Riset merupakan instrumen penting yang dilakukan sebelum meluncurkan produk ke pasaran. Riset itu bisa dilakukan dengan Focus Group Discussion (FGD) ataupun metode lain yang dilakukan untuk memperkirakan reaksi pasar terhadap produk baru itu. Riset bisa juga dilakukan dengan mensarikan trend yang sedang berkembang di masyarakat saat ini.
Namun ternyata ada beberapa produk sukses besar di pasaran meskipun sebelumnya dianggap bakal gagal oleh sebagian orang karena dianggap tidak mengikuti kaidah trend yang berkembang maupun karena tidak berhasil melewati FGD. Contohnya buku Harry Potter yang sukses besar, meskipun sebelumnya sempat ditolak berbagai penerbit besar karena dianggap tidak sesuai dengan trend. Ataupun contoh yang lain adalah kesuksesan sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang sebelumnya sempat ditolak stasiun TV lain karena dianggap berbeda dibanding pakem sinetron secara umum. Sedangkan produk seperti kursi Aeron yang dianggap tidak bakal sukses menurut tes pasar, namun ternyata bisa sukses besar.
Menurut Malcom Gladwell di buku "Blink", memang orang cenderung "kaget" bila melihat sesuatu yang berbeda, akibatnya riset pasar cenderung merespon negatif untuk inovasi (besar). Berbeda bila inovasi (besar) itu diberikan kepada para pakar yang biasanya akan lebih tepat dan tidak "kaget" dalam menemui inovasi besar, sehingga penilaian dan intuisi dari pakar biasanya akan lebih tajam dalam menilai inovasi.
Akhirnya, bagaimana bila kita hendak meluncurkan produk yang merupakan hasil inovasi besar ? Apakah kita percaya sepenuhnya market research atau berdasarkan intuisi kita ? Nampaknya faktor keberanian pemilik brand/produk akan berperan besar dalam menentukan peluncuran produk tersebut.
posted by : andrias ekoyuono ( andri )
Namun ternyata ada beberapa produk sukses besar di pasaran meskipun sebelumnya dianggap bakal gagal oleh sebagian orang karena dianggap tidak mengikuti kaidah trend yang berkembang maupun karena tidak berhasil melewati FGD. Contohnya buku Harry Potter yang sukses besar, meskipun sebelumnya sempat ditolak berbagai penerbit besar karena dianggap tidak sesuai dengan trend. Ataupun contoh yang lain adalah kesuksesan sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang sebelumnya sempat ditolak stasiun TV lain karena dianggap berbeda dibanding pakem sinetron secara umum. Sedangkan produk seperti kursi Aeron yang dianggap tidak bakal sukses menurut tes pasar, namun ternyata bisa sukses besar.
Menurut Malcom Gladwell di buku "Blink", memang orang cenderung "kaget" bila melihat sesuatu yang berbeda, akibatnya riset pasar cenderung merespon negatif untuk inovasi (besar). Berbeda bila inovasi (besar) itu diberikan kepada para pakar yang biasanya akan lebih tepat dan tidak "kaget" dalam menemui inovasi besar, sehingga penilaian dan intuisi dari pakar biasanya akan lebih tajam dalam menilai inovasi.
Akhirnya, bagaimana bila kita hendak meluncurkan produk yang merupakan hasil inovasi besar ? Apakah kita percaya sepenuhnya market research atau berdasarkan intuisi kita ? Nampaknya faktor keberanian pemilik brand/produk akan berperan besar dalam menentukan peluncuran produk tersebut.
posted by : andrias ekoyuono ( andri )
0 comments:
Post a Comment