Minggu lalu, Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis survey terbaru tentang calon presiden RI. Seperti disebutkan disini :
Hasilnya, SBY memperoleh 32 persen suara, Mega 24 persen, Wiranto 6 persen, Prabowo 5 persen dan Sri Sultan 4 persen, Hidayat Nurwahid 3 persen, Amien 3 Persen. Sedangkan Jusuf Kalla (JK) hanya memperoleh suara 2 persen
Yang menarik adalah hasil berbeda yang didapat oleh 2 capres yang beriklan secara masif, Prabowo dan Sutrisno Bachir (SB). Prabowo berhasil menyeruak ke peringkat 4, sementara Sutrisno Bachir tidak berhasil menapaki 8 besar. Kenapa ?
Yang pertama tentu faktor nama Prabowo yang sudah lebih dulu dikenal masyarakat dibanding Sutrisno Bachir, sehingga modal awarenessnya sudah ada.
Namun bukan itu saja penyebabnya. Iklan-iklan SB di media bahkan di jalanan sepanjang jalur mudik tentu berhasil membuatnya lebih dikenal. Tapi kenapa ketika responden diminta menyebutkan siapa capres yang dia pilih seandainya pemilu diadakan hari itu, maka nama Sutrisno Bachir kalah dibanding Prabowo yang baru-baru saja beriklan ?
Salah satu sebabnya adalah komunikasi iklan yang dilakukan. Iklan SB memang berhasil menciptakan awareness, tapi sayang momentum yang bagus tidak diteruskan dengan mengkomunikasikan "reason to choose" bagi para pemilih untuk memilih SB. Sementara iklan Prabowo cerdik dalam memilih isu-isu pertanian dan pasar tradisional yang dekat dengan keseharian banyak orang, sehingga setelah awareness terbentuk, maka iklan itu memberikan alasan bagi pemilih untuk memilihnya.
Menurut Anda ?
Hmm...Pemilu masih panjang, kita tentu akan makin sering melihat dinamika komunikasi partai, caleg, maupun capres. Mari sama-sama saksikan tontonan ini :-)
Posted by Andrias Ekoyuono
for Inspirasi dan Studi Kasus Marketing Indonesia
Iklan Prabowo dan Iklan Sutrisno Bachir
Monday, October 20, 2008Posted by andri at 1:46 PM
blog comments powered by Disqus