Kuasai Bahasa Asing Kedua

Tuesday, August 29, 2006

Salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi di dunia kerja/bisnis adalah menguasai bahasa asing yang kedua (setelah English). Bahasa Inggris bukanlah lagi keunggulan yang cukup kompetitif, karena boleh dibilang English (dan juga kemampuan aplikasi Office) is a must ! Jadi kemampuan bahasa Inggris bukanlah suatu hal yang bisa ditawar-tawar lagi. Saat ini hampir semua bidang sudah bersentuhan dengan era global, berhubungan dengan para ekspatriat, mempelajari ilmu pengetahuan yang bersumber dari literatur bahasa Inggris atau paling tidak menggunakan istilah-istilah bahasa Inggris dalam keseharian.

Nah, untuk menambah keunggulan kompetitif serta menaikkan "harga" jual, sudah selayaknya bila rekan-rekan menguasai bahasa asing yang kedua. Pada prinsipnya, pilihan bahasa asing yang hendak dipelajari adalah tergantung minat masing-masing. Namun bila melihat tataran dunia kerja/bisnis di Indonesia, bisa dipertimbangkan untuk mempelajari bahasa Mandarin, Jepang, Korea, dan Jerman. Bahasa Mandarin, Jepang dan Korea dipilih karena merupakan bahasa ibu dari mayoritas pebisnis dan investor yang masuk ke Indonesia. Kemampuan menguasai bahasa tersebut akan memudahkan komunikasi dengan mereka yang berasal dari Singapore, Malaysia, Hongkong, China, Taiwan, Jepang, dan Korea. Sementara bahasa Jerman adalah bahasa yang berasal dari salah satu negara pengembang teknologi.

Biasanya, bila seseorang menguasai bahasa asing kedua sesuai dengan kebutuhan atau asal negara perusahaan tersebut, maka dia akan "dihargai" lebih baik, tentu saja hal ini dikarenakan isu kemudahan komunikasi dengan para ekspatriat ataupun konsumen mereka.


posted by andrias ekoyuono ( andri )

Baca artikel ini selengkapnya ...

XL mencoba memenangkan peperangan ?

Monday, August 14, 2006

XL saat ini adalah operator GSM dengan jumlah pelanggan dibawah Telkomsel dan Indosat. Namun yang menarik adalah sejak pertama kali didirikan nampaknya XL tidak hanya mengincar kemenangan di medan pertempuran seluler, tapi lebih jauh lagi XL mencoba meraih kemenangan di peperangan telekomunikasi. Sejak awal XL membangun jaringan fibre optic yang tidak hanya berguna untuk komunikasi suara, tetapi juga komunikasi data. Di era konvergensi data dan suara inilah XL menuai hasil yang tidak sedikit.

Mungkin teman2 sudah tahu bagaimana agresifnya XL menjual Business Solution mereka, mulai dari internet connection, MPLS, integrated GSM PABX, VOIP, VPN, dll. Dalam bisnis ini XL tidak head to head dengan Telkomsel. Tapi XL head to head dengan Telkom dan Indosat. Kabarnya tahun lalu XL business solution menyumbang hingga 25% dari total revenue XL, jumlah yang tidak sedikit bukan ? Sebagai bagian dari Telekom Malaysia, kabarnya XL berminat menjadi operator SLI dengan membangun backbone ke malaysia, backbone itu juga akan membuat harga bandwidth internet yang lebih kompetitif daripada backbone ke singapore seperti saat ini (Beritanya bisa dilihat disini dan disini ).

Kalau melihat langkah XL ini, saya jadi ingat bagaimana Pepsi yang kalah dari Coca-Cola dalam pertempuran industri minuman, tapi mencoba memenangkan peperangan di industri F&B dengan menguasai KFC dan Frito-Lay CMIIW.

what do you think ?

by : Andrias Ekoyuono ( andri )

Baca artikel ini selengkapnya ...