Silahkan akses tulisan-tulisan terbaru saya di http://andri.blogdetik.com
Baca artikel ini selengkapnya ...BRI di Desa dan Kota
Thursday, October 29, 2009
Di acara MarkPlus Forum semalam (28/10/2009), dibahas tentang "BRI Attack Cities"yang dibawakan oleh Mas Yuswohady. BRI (Bank Rakyat Indonesia ) yang selama ini dikenal sebagai bank yang memiliki kekuatan di daerah rural (alias kecamatan dan pedesaan), saat ini sedang melakukan strategi baru merangsek ke daerah perkotaan (urban) yang selama ini dikuasai oleh Bank BCA dan Bank Mandiri. Sedangkan para kompetitor BRI juga mulai menyerbu daerah rural. Kompetitor BRI tersebut dapat dipetakan menjadi 4 yaitu : Bank Umum Lain (Danamon Simpan Pinjam, BTPN, dll), Pegadaian, MultiFinance (FIF, Adira,dll), dan Bank Daerah (BPD, BPR).
Semalam ada 2 pertanyaan yang didiskusikan yaitu :
- Bagaimana caranya BRI mempertahankan core marketnya (rural) ?
- Apakah BRI akan sukses dengan strateginya menyerang urban market (perkotaan) ?
Bagaimana BRI mempertahankan core marketnya (rural) ?
Menurut saya ada 3 hal yang bisa dilakukan:
- Think That You are Small
Market leader sering terlena karena perasaan sudah menjadi besar dan penguasa pasar. Meskipun BRI sudah menguasai pasar rural bagi perbankan, tapi BRI tetap harus merasa bahwa mereka masih kecil. Karena mereka masih harus mengalahkan juga market yang dikuasai oleh Pegadaian, Bank Daerah, dan Perusahaan Multifinance. Hal serupa dilakukan oleh Coca-cola, yang meskipun sudah nomer 1 di minuman soda, tapi merasa bahwa mereka harus juga merangsek ke pasar Teh Botol sebagai real competitor penghilang rasa haus. - Offensive is The Best Defence Strategy
Setelah merasa masih banyak yang harus ditaklukkan, maka BRI harus mampu menyerap keunggulan dari Pegadaian, Bank Daerah, dan Perusahaan Multifinance, kemudian mengembangkan juga produk dan service yang bisa mengambil pasar mereka. Kegiatan offensive itu juga akan membantu membentuk mentality "petarung" dalam mempertahankan serangan dari segmen bank umum lain juga. - Keep The Key Differentiation
Tidak perlu takut, BRI punya "mantri" yang merupakan keunggulan dibanding kompetitor. Mantri di BRI unit desa merupakan pendekatan kultural dan mengakar yang sulit ditiru oleh kompetitor dalam waktu pendek. Sehingga diferensiasi utama ini harus tetap dipertahankan. Disamping terus menerus memperbaiki service dan operasional
Sayang sekali saya berpendapat dengan strategi yang sekarang, maka BRI tidak akan berhasil dalam menyerang urban market. Kenapa ?
- BRI tidak punya diferensiasi yang kuat di perkotaan
Yang dilakukan oleh BRI sekarang pada dasarnya adalah mengcopy strategi dan produk yang dilakukan oleh bank besar lain di perkotaan. Sehingga cukup sulit untuk menggoyang kepemimpinan BCA dan Bank Mandiri - Dua kompetitor utama
Orang bilang, 1 lawan saja sudah terlalu banyak, tapi disini BRI menghadapi 2 lawan raksasa yaitu BCA dan Bank Mandiri. Belum lagi bank-bank lain. Dua kompetitor utama BRI ini pasti tidak akan tinggal diam, dan mereka juga memiliki resource yang luar biasa besar (dana, jaringan, teknologi, SDM) untuk menghadapi serangan BRI. Sehingga meskipun BRI melakukan inovasi, kompetitor mereka secara natural akan menemukan jalan untuk mematahkannya. Apalagi perbankan adalah industri yang penuh regulasi, sehingga inovasinyapun (selama masih dalam tataran produk) tidak akan terlalu ekstrim dan bisa dengan mudah dicopy oleh pemain lain. - Konflik strategi
BCA adalah pemilik jaringan ATM terbesar, sehingga bank-bank lain mesti bergabung dalam ATM Bersama untuk menandingi besarnya jaringan ATM BCA. Disini BRI berarti mesti berkawan juga dengan Bank Mandiri. Sedangkan BRI menyebutkan bahwa mereka mengincar juga pasar transaksi desa-kota atau sebaliknya melalui sesama rekening BRI (misal orangtua mengirim uang ke anaknya yang kuliah di kota, atau anak mengirim uang ke orangtua di daerah), sementara itu dengan ATM Bersama maka tidak perlu memakai sesama rekening BRI untuk mengirim uang (apalah artinya uang kecil untuk biaya transfer antar bank ?)
Begitulah pendapat saya, pasti ada pendapat-pendapat berbeda, dan itu wajar.
What do you think ?
Posted by Andrias Ekoyuono
for Inspirasi dan Studi Kasus Marketing Indonesia
picture is taken from here
Baca artikel ini selengkapnya ...
Posted by andri at 3:17 PM View Comments
Mudik, Seasonal Marketing, dan Kijang Innova
Tuesday, September 29, 2009
Tradisi seputar ramadan dan lebaran adalah momen yang banyak dimanfaatkan oleh brand untuk melakukan seasonal marketing. Mulai dari sirup, obat mag, operator seluler hingga beragam produk elektronik dan otomotif berlomba memanfaatkan momen ramadan dan lebaran dalam meningkatkan penjualannya.
Salah satu tradisi lebaran adalah mudik, yaitu perjalanan pulang kampung untuk merayakan Idul Fitri. Bila anda di Jakarta dan memiliki tradisi mudik lewat darat, pastilah merasakan betapa perjalanan mudik adalah sebuah perjalanan panjang yang biasanya memakan waktu lebih lama. Di momen ini pun banyak brand yang memanfaatkannya untuk melakukan penjualan, dan atau memberikan layanan maksimal bagi para pelanggannya.
Sayapun memiliki tradisi mudik, dan untuk tahun ini kembali saya melakukan perjalanan darat dari Jakarta menuju Kebumen dan Wonogiri. Untuk tahun ini saya memakai Kijang Innova dari Toyota. Kenyamanan dan leganya kabin Kijang Innova pas dengan kebutuhan keluarga kecil saya (istri dan 1 anak 22 bulan) plus adik dan 1 orang asisten rumah tangga yang ikut mudik. Selain itu, kursi belakang yang dilipat ke atas membuat saya leluasa meletakkan keperluan keluarga selama mudik, lagipula barang bawaan si kecil juga cukup banyak. Kijang Innova juga nyaman dikendarai di medan mudik saya yang beragam dari mulai jalan halus mulus hingga jalan terjal di pedesaan Jawa Tengah.
Sebagai tambahan, Toyota juga menyediakan dukungan di sepanjang jalur perjalanan mudik saya dengan menyediakan pos jaga di berbagai tempat. Pos-pos ini juga kembali akan bertugas saat libur akhir tahun nanti. Alhamdulillah, mudik kali ini berlangsung lancar bagi saya dan keluarga.
Selamat Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir Batin !
ps : saya akan menulis pengalaman perjalanan mudik saya di blog satunya, dan juga istri saya pun menulis di blognya, tunggu saja
posted by Andrias Ekoyuono
for Inspirasi dan Studi Kasus Marketing Indonesia
Posted by andri at 3:09 PM View Comments
Labels: kijang innova, toyota
Marketing dengan Kontroversi : Southwest Airline + Sports Illustrated
Friday, March 20, 2009Sekarang sebagian penumpang Southwest Airlines terbang ditemani foto aduhai Bar Rafaeli, model cantik yang kabarnya merupakan pacar dari Leonardo di Caprio, dengan swimsuit. Foto itu sendiri merupakan bagian dari promosi edisi swimsuit dari Sports Illustrated.
Kehadiran gambar perempuan cantik berswimsuit tentu menimbulkan kontoversi. Sebagian penumpang menjadi risih karena membayangkan dia harus mengajak keluarganya naik pesawat itu. Sementara sebagian penumpang yang lain menganggap hal tersebut tidak ada pengaruhnya karena memang Southwest Airlines dipilih karena murah.
Tapi bagi Southwest Airline dan Sports Illustrated, kontroversi yang terjadi bahkan hingga menjadi pemberitaan di banyak media tentu merupakan promosi yang murah dan menjangkau banyak massa. Bahkan Bar Rafaeli pun sampai diwawancarai di acara talkshow Letterman yang terkenal itu. Liputan yang sedemikian besar merupakan promosi besar di era krisis di Amerika sana.
What do you think ?
Posted by Andrias Ekoyuono
for Inspirasi dan Studi Kasus Marketing Indonesia
photo was taken from here
Posted by andri at 4:35 PM View Comments
Greg Stuart : Don't Look to Clicks !
Friday, February 13, 2009
Greg Stuart akan hadir di Indonesia ! Lihat info lengkapnya disini
Posted by andri at 2:48 PM View Comments
Runtuhnya Nokia Communicator ?
Tuesday, February 03, 2009
Selama ini Nokia Communicator boleh dibilang rajanya handphone papan atas di Indonesia. Bentuknya yang segepok dianggap mewakili status pemiliknya. Meskipun tidak banyak fitur yang dikuasai, namun banyak yang memilikinya sebagai tuntutan gaya hidup. Namun, 2008 telah mencatat goyahnya Nokia Communicator di negeri ini, Blackberry mencatatkan peningkatan pengguna yang luar biasa selama 2008. Apakah Nokia Communicator segera mati ?
Jumlah pengguna Blackberry di Indonesia di tahun 2008 diperkirakan 70.000 - 80.000 orang , selain itu secara kasat mata juga bisa dilihat popularitas Blackberry di Jakarta. Kalau boleh dibilang bahwa 2008 adalah tahunnya BlackBerry dan Facebook. Pertumbuhan Blackberry di Indonesia bukan semata-mata karena kapabilitasnya yang mendukung kegiatan bisnis, tapi juga karena Blackberry - seperti Communicator sebelumnya- adalah bagian dari gaya hidup. Selain itu juga didorong dengan diperkenalkannya paket BlackBerry pra bayar oleh para operator.
Tahun ini, 2009, mungkin adalah tahun yang berat bagi Nokia untuk mempertahankan leadershipnya di handphone kelas atas. Selain serbuan Blackberry, sebentar lagi kabarnya akan ada operator telekomunikasi yang meluncurkan paket iPhone (baca:resmi dan legal). Dua raksasa itu memang rajanya pasar smartphone serta berhasil membawa gaya hidup baru bagi para pemakainya. Nokiapun mencoba bertahan dengan seri E nya, namun sepertinya tidak cukup untuk menghadapi Blackberry dan iPhone.
Apakah 2009 merupakan akhir kisah sukses Nokia Communicator di Indonesia ? What do you think ?
posted by Andrias Ekoyuono for Inspirasi dan Studi Kasus Marketing Indonesia
Posted by andri at 10:14 AM View Comments
Labels: blackberry, communicator, handphone, iphone, ponsel
2009, Pemilu, Marketer Pusing
Monday, January 12, 2009
Tahun 2009 adalah Tahun Pemilu. 38 Partai + 6 partai lokal Aceh , serta ribuan Caleg ( DPR, DPRD) dan juga DPD memeriahkan pelaksanaan Pemilu. Upaya untuk dipilih tentu membuat semua pihak peserta Pemilu berlomba-lomba berkampanye dengan berbagai cara. Hal ini juga membuat para marketer pusing , tentu yang dimaksud marketer disini adalah selain marketer yang menangani para peserta Pemilu.
Dengan sedemikian banyak pihak menjadi peserta Pemilu, maka merekapun menggunakan aktifitas promosi besar-besaran. Spanduk, kaos, flyer, pamflet, poster, baliho, billboard, dan sticker adalah media yang sudah secara kasat mata dipenuhi oleh caleg maupun partai-partai. Demikian pula TV, printAd (koran dan majalah), serta radio. Apalagi dengan keputusan MK yang menetapkan caleg terpilih adalah caleg dengan suara terbanyak. Maka makin berlomba-lombalah mereka mempromosikan dirinya.
Marketer (non marketer politik) tentu mendapat tantangan dari kondisi ini dalam melaksanakan strategi dan taktik marketingnya, terutama dalam proses komunikasi ke konsumen. Bayangkan saja, bagaimana menyiasati outdoor communication produk di tengah "sampah" visual yang disebabkan bendera, baliho, dan poster peserta pemilu. Bagaimana caranya billboard atau poster produk para marketer bisa tetap terlihat ?
PrintAd dan TVC pun menjadi ajang rebutan yang sengit, bagaimanapun budget partai-partai di pusat hingga caleg-caleg di daerah juga cukup besar sehingga mampu membeli printAd sehalaman penuh misalnya. Para marketer tentu cukup pusing untuk menyiasati hal tersebut.
Beberapa marketer sudah menyiapkan berbagai antisipasi atas keadaan itu. Kabarnya salah satu perusahaan rokok memotong budget billboardnya hingga 75% di tahun 2009 ini, mungkin hal ini salah satunya disebabkan untuk antisipasi kondisi lapangan di tahun Pemilu. Atau mungkin juga, seperti kata rekan Firman Fajar di milist marketing-club, langkah XL dengan memilih simpanse sebagai bintang iklan merupakan antisipasi persaingan dengan iklan wajah caleg ? :-)
What do you think ?
posted by Andrias Ekoyuono
for Inspirasi dan Studi Kasus Marketing Indonesia
Posted by andri at 11:00 AM View Comments